Menuju Masa Depan Pontianak Jaya
misterpangalayo.com - KOTA PONTIANAK berkedudukan sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat dan lebih dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di belahan utara kota ini, tepatnya daerah Siantan terdapat Tugu Khatulistiwa yang tidak jauh letaknya dari Sungai Kapuas.
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurahman Alkadrie di persimpangan Sungai Landak - Sungai Kapuas Kecil - Sungai Kapuas Besar pada tanggal 14 Rajab 1185 H (23 Oktober 1771). Nama Pontianak berasal dari Bahasa Melayu yaitu Hantu Pontianak (Kuntilanak), dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh Hantu Pontianak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas.
Kota Pontianak kini genap berusia 242 tahun, semakin tahun semakin berubah baik positif maupun negatif. Pembangunan signifikan di kota ini membawa Kota Pontianak selangkah lebih maju dari kota-kota yang ada di Kalimantan Barat. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa kota ini mempunyai reputasi yang tidak begitu baik.
Baca juga : PONTIANAK KOTA BERSINAR: Sepercik Harapan dari Bumi Khatulistiwa
Sumber Gambar : instagram/borneoskycam |
Pada tahun 2011 (Survey Most Livable City), Kota Pontianak menyandang kota kedua paling tidak nyaman setelah Kota Medan. Kota Pontianak dipersepsikan oleh warganya memiliki tata kota yang buruk, biaya hidup yang tinggi, kesempatan kerja yang rendah, kualitas air bersih yang kurang, dan kurangnya ruang terbuka hijau kota. Dari aspek fisik dapat dilihat bahwa Kota Pontianak memiliki lahan gambut yang sangat luas, hal ini berdampak pada keterbatasan areal pengembangan kota, limitasi bagi pengembangan infrastruktur dan ketersediaan air bersih.
Kekhawatiran terhadap masa depan Kota Pontianak perlu dicermati. Kurangnya kesadaran masyarakat membuat pembangunan Kota Pontianak menjadi lamban dikarenakan masyarakat kita telah menjadi masyarakat konsumtif, tidak banyak yang berpikir untuk masa depan hingga mengalami kelumpuhan nurani yang juga menjadi masalah diberbagai kota lain di Indonesia.
Sumber Gambar : instagram/borneoskycam |
Untuk meningkatkan pembangunan Kota Pontianak, kita harus mengambil tindakan nyata untuk masa depan kota yang cemerlang. Kita tidak bisa mengharapkan Pontianak Jaya tanpa investasi yang sangat penting bagi masa depan Kota Pontianak yaitu anak-anak Pontianak di masa sekarang tanpa kecuali. Anak bangsa merupakan aset penting yang akan mengisi bumi khatulistiwa ini nantinya dengan beragam profesi baik sebagai rakyat, tokoh masyarakat, pemimpin Pontianak atau bahkan pemimpin negara di masa yang akan datang.
Menurut saya, banyak yang harus kita benahi supaya mimpi untuk menjadikan Pontianak Jaya yaitu dari sektor sosial, ekonomi dan lingkungan. Ketiga pilar tersebut harus dipertimbangkan secara
komprehensif ketika sebuah kebijakan dijalankan.
Yang pertama kita lakukan adalah membuat Kota Pontianak nyaman untuk ditinggali. Mengartikulasikan seluruh aktivitas sosial, ekonomi, seni dan budaya dengan tenang dan damai. Tujuh unsur yang harus kita terapkan untuk
meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat,
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan dan Kenangan.
Yang kedua adalah komitmen pemimpin Kota Pontianak dalam menuju Pontianak Jaya. Bisakah Pontianak menjadi kota metropolitan, seperti Jakarta, Kuala Lumpur atau Tokyo ?
Visi seorang manajer kota, semestinya bisa menjawab tantangan tersebut :
- Kota mau dibawa ke mana ?
- Spesifik kota ( ciri, karakter, branding ).
- RTH ( Ruang Terbuka Hijau ), sektor informal, angkutan umum, pedestrian, ruang evakuasi kota ( misalnya, jika banjir, kerusuhan, dsb ).
Lahan pertanian di
perkotaan sudah banyak yang berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Lingkungan fisik dan warga kota saling berinteraksi dalam perubahan yang bersifat positif selama proses berkembangnya kota.
Kemudian pengembangan sektor pariwisata harus benar-benar teliti dan mengekploitasi potensi-potensi pariwisata yang ada di Kota Pontianak, menitikberatkan pada pariwisata budaya dan sejarah. Perkembangan pariwisata dan daya tarik Kota Pontianak, secara tidak langsung akan mendongkrak kemajuan pembangunan di Bumi Khatulistiwa.
Kita harus menghidupkan Kota Pontianak sepanjang hari dengan melengkapi fasilitas-fasilitas wisata agar daya tarik wisata semakin tinggi, dukungan dari sektor seni dan budaya seperti pertunjukan pada malam hari yang dipusatkan di Jalan Gajah Mada atau daerah yang berpotensi lainnya. Menurut saya, Jalan Gajah Mada potensial sekali untuk dijadikan pusat keramaian pada malam hari, dengan kata lain MALIOBORO-nya Pontianak.
Kawasan Jalan Gajah Mada Pontianak sangat mendukung dan strategis sebagai pusat wisata malam, seperti wisata kuliner (makanan dan minuman khas Pontianak), wisata belanja (cendramata), atraksi seni dan budaya (misalnya, inisiatif dari mahasiswa-mahasiswa seni yang ada di Pontianak atau umum).
Fasilitas juga sangat mendukung seperti hotel bintang 1 hingga hotel bintang 4, restoran, caffe dan resto, rumah ibadah, Badan Pemadam Kebakaran (BPK), hingga pasar tradisional terbesar di Kota Pontianak. Sayang sekali apabila kawasan potensial dan strategis ini kurang dikelola dengan maksimal.
Dengan menghidupkan kawasan Gajah Mada pada malam hari tentunya akan menjadi
suguhan wisata yang menarik dan memperpanjang lama tinggal
wisatawan. Tetapi semua ini sangat membutuhkan kesadaran warga kota dan dukungan penuh dari pemerintah kota akan potensi ini.
Saat ini kita mempunyai aset wisata seperti Rumah Adat Radakng, Rumah Adat Betang, Rumah Melayu, Museum Provinsi Kalimantan Barat, Taman Alun-Alun Kapuas, Keraton Kadriyah, Tugu Khatulistiwa, Wisata Sungai Kapuas dan masih banyak destinasi Kota Pontianak yang belum digali dengan baik.
Serta kegiatan budaya seperti Gawai Dayak, Perayaan Cap Go Meh, Festival Budaya Bumi Khaulistiwa (FBBK), International Borneo Sumpit Tournament (IBoST), Pontianak October Festival, juga menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Kota Pontianak dan sangat mempengaruhi naik turunnya kunjungan wisatawan.
International Borneo Sumpit Tournament '12(rekaman pribadi)
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat
menyatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kalimantan Barat itu selama
Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 31,97 persen, dari 2.355 orang
menjadi 3.108 orang.
Untuk pembangunan infrastruktur jalan di Kota Pontianak saat ini sedang
dibenahi dan infrastruktur lainnya pun banyak yang sudah dibangun
seperti sektor pendidikan serta rumah sakit.
Selain pengembangan wisata, kita juga perlu memasarkan wisata, disini semua warga kota sangat dibutuhkan antusiasnya dalam mempromosikan daya tarik Kota Pontianak. Disini para blogger sangat berperan penting dalam mempromosikan Kota Pontianak keseluruh penjuru dunia hanya bermodalkan sebuah PC atau laptop.
Tulisannya mengaspirasi sekali, boleh langsung dishare ke Pak Walikota kite nih.
BalasHapus@DwiWahyudi
BalasHapusTrima Kasih sblmnya Mas Dwi ud luangkan wktu mampir di blog saya.
Boleh tuh,,, Demi Kemajuan Kota Pontianak kita bersama ...
Artikel ini telah dinilai oleh Dewan Juri Lomba Menulis Blog Kota Pontianak 242, nantikan pengumuman hasilnya di Borneo Exotic Cafe Bundaran SMPN 1 Pontianak pada tanggal 16 November 2013 jam 20.00 WIB. Salam blogger...
BalasHapusArtikel ini telah dinilai oleh Dewan Juri Lomba Menulis Blog Kota Pontianak 242, nantikan pengumuman hasilnya di Borneo Exotic Cafe Bundaran SMPN 1 Pontianak pada tanggal 16 November 2013 jam 20.00 WIB.
BalasHapusSejak awal saya sudah menduga blog ini yang akan menjadi juara, Meski menjadi hanya juara kedua Lomba Menulis Blog Pontianak 242. Tetap semangat ngeblog yach...
BalasHapusSemoga Pontianak berkembang lebih banyak positifnya daripada negatifnya
BalasHapus