Alun-ALun Lor Yogyakarta: Menikmati Senja di Kota Yogyakarta
JEJAK RADIT - Alun-Alun Lor Yogyakarta, Tidak ketinggalan buat saya untuk menikmati suasana senja di Kota Yogyakarta. Dan tepat berada di depan Keraton Yogyakarta aku berdiri, Alun-Alun Utara atau dalam Bahasa Jawa disebut Alun-alun Lor merupakan salah satu land mark Kota Yogyakarta yang berupa sebuah tanah lapang yang berada di depan Keraton Yogyakarta.
Alun-Alun Lor berbentuk persegi dengan luas 150 x 150 meter dengan dua pohon
beringin besar berpagar yang berada di tengah alun-alun. Dua Pohon Beringin
Besar itu masing-masing diberi nama Kyai Dewandaru dan Kyai Wijayandaru. Pada
masa lalu di sekeliling Alun-alun Lor ditanam 63 Pohon Beringin yang
melambangkan umur Nabi Muhammad SAW.
Saat itu hari sudah mulai senja, dan aku masih asyik berjalanan
menyusuri kawasan Alun-alun Utara. Dan banyak suguhan makanan dari
pedagang kaki lima di pinggiran komplek Alun-alun Utara. Dan kebetulan
hari itu, sedang ada acara dari salah satu stasiun tv swasta dalam
rangka memeriahkan pernikahan Agung Putri Sultan yakni Roadshow OVJ
(Opera Van Java).
Bayangkan saja sore hari sudah dipadati oleh ribuan masyarakat kota demi
menyaksikan Roadshow tersebut, dan aku saat itu hanya kebetulan saja
berada disitu untuk menikmati suasana senja Kota Yogyakarta nan Eksotis .
Kawasan Alun-Alun Utara ini juga tidak kalah ramainya pengunjung dengan
kawasan alun-alun selatan. Akan tetapi Alun-alun utara lebih banyak
pengunjung di siang hari hingga sore hari serta tidak menutup
kemungkinan untuk malam harinya juga.
Pada zaman dahulu, Alun-alun Lor adalah wilayah sakral dimana tidak sembarang
orang diperkenankan untuk memasukinya. Ada aturan-aturan yang wajib dipatuhi
jika ingin memasukinya, misalnya tidak boleh menggunakan kendaraan, sepatu,
sandal, bertongkat, dan mengembangkan payung. Hal ini dilakukan sebagai wujud
penghormatan kepada Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Berbeda dengan saat ini, Alun-alun
Lor menjadi sebuah ruang publik yang bisa dimanfaatkan oleh setiap orang. Di
sini dapat dijumpai berbagai macam pedagang kaki lima yang mengelilingi
alun-alun dari pagi hingga malam. Pada waktu-waktu tertentu, seperti Pekan Raya
Sekaten, Perayaan Grebeg Maulud Nabi, serta upacara keraton lainnya, Alun-alun
Lor akan menjelma sebagai sebuah tempat yang ramai dan dipadati banyak orang
karena acara-acara tersebut selalu digelar di alun-alun ini. Acara lain yang
biasa diadakan di sini ini adalah pertunjukan seni budaya, konser musik, pasar
malam, sepeda santai, dan aktivitas lainnya.
Perjalanan ke Alun-alun Lor sangat mudah karena letaknya yang berada di tengah-tengah Kota Yogyakarta dengan kemudahan akses menuju ke sana. Jika Anda dari arah jalan Malioboro, maka lurus saja ke arah selatan melewati perempatan nol kilo meter. Dari perempatan nol kilo meter jarak ke Alun-alun Lor sekitar 100 meter.
Berkunjung ke Alun-alun Lor, sempatkan juga untuk mengunjungi tempat wisata yang berada di sekitarnya : Keraton Yogyakarta, Masjid Gedhe, sentra Gudeg wijilan, sentra wisata Malioboro, serta Benteng Vredeburg.
Perjalanan ke Alun-alun Lor sangat mudah karena letaknya yang berada di tengah-tengah Kota Yogyakarta dengan kemudahan akses menuju ke sana. Jika Anda dari arah jalan Malioboro, maka lurus saja ke arah selatan melewati perempatan nol kilo meter. Dari perempatan nol kilo meter jarak ke Alun-alun Lor sekitar 100 meter.
Berkunjung ke Alun-alun Lor, sempatkan juga untuk mengunjungi tempat wisata yang berada di sekitarnya : Keraton Yogyakarta, Masjid Gedhe, sentra Gudeg wijilan, sentra wisata Malioboro, serta Benteng Vredeburg.
Tidak ada komentar:
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta
Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:
1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan