Kisah Dibalik Nama Samaran Penyiar Radio
MISTERPANGALAYO - Hampir empat bulanan saya sudah tidak pernah lagi posting di blog ini dikarenakan kesibukan kuliah dan dunia broadcast. Dan kali ini saya mau berbagi cerita kepada sobat pangalayo dan tak jauh dari dunia penyiaran.
selfie dulu sebelum tandem bareng Mbak Dewi dan Variel |
Awal karier saya sebagai penyiar radio bermula tahun 2010, dan pada saat itu saya masih duduk di bangku SMK. Disitulah awal saya terjun ke salah satu radio komunitas di Kota Sambas - Kalimantan Barat hingga saya hijrah ke Kota Pontianak dan saya melanjutkan hobi saya di salah satu radio swasta. Tidak ada kursus dan semacamnya, saya mulai belajar dan selalu mencari referensi untuk menambah pengetahuan dunia broadcast seperti apa.
Sebelum menjadi penyiar radio saya selalu penasaran
dengan sosok yang berbicara di depan mic. Suara yang merdu dan enak di dengar sehingga membuat saya menerka-nerka seperti apa wajahnya. Saya yakin semua pendengar radio pasti punya pemikiran yang sama seperti saya.
Bahkan saking cintanya pendengar dengan suara si penyiar saya rela
menjelajahi dunia maya untuk menemukan akun sosial media nya atau
“nekat” berkunjung ke studio untuk bertemu langsung dengan si penyiar, saya penasaran seperti apa rupanya. Tapi sayang, terkadang ada juga
pendengar yang akhirnya gagal tidak bisa menemukan identitas si penyiar.
Usut punya usut si penyiar selama siaran ternyata menggunakan nama
“samaran".
Penyiar pasti punya alasan tersendiri kenapa menggunakan nama samaran, dan ada juga beberapa yang menggunakan nama asli. Mungkin saya bisa berbagi informasi beberapa alasan kenapa penyiar menggunakan nama samaran.
Oke saya jelaskan ya hasil pengamatan sederhana saya, yuk disimak :
- Karakter vokal dan gaya bicara. Contohnya bila seorang penyiar memiliki nama yang jawa banget, medhok, atau berlogat kedaerahan namun memiliki karakter vokal dan gaya bicara seperti orang Jakarta, maka ia “disarankan” menggunakan nama yang terkesan “gaul” atau secara kasar mirip nama artis lah. Dan biasanya ini kesepakatan pihak radio dengan si penyiar untuk perubahan nama. Lalu apa untungnya? Hal ini dibuat supaya pendengar memiliki imajinasi yang lebih ketika mendengar suara si penyiar dan untuk pihak radio tentu bisa menaikkan jumlah pendengar karena banyaknya fans yang tertarik dengan suara dan nama si penyiar.
- Tidak ingin dikenal. Perubahan nama juga bisa terjadi karena si penyiar tidak ingin nama aslinya dikenal oleh pendengar. Latar belakangnya beragam, bisa saja si penyiar merasa bahwa namanya tidak bisa “menjual”, malu dengan tetangga, atau takut dikejar-kejar fans. Pemilihan nama biasanya diserahkan secara penuh kepada penyiar, asal ia bisa bekerja dengan baik dan penuh percaya diri di depan mic.
- Menghindari nama ganda. Misalnya saja ada penyiar baru yang ingin menggunakan nama aslinya untuk siaran, namun tidak bisa dipakai karena ada penyiar lama yang memiliki nama yang sama dengan penyiar tersebut. Maka pihak radio menyarankan untuk menggunakan nama samaran saja, supaya tidak ada dua nama ketika siaran radio. Bisa repot kan misal ada satu nama tapi suaranya berbeda, hehehe..bisa-bisa pendengar tidak bisa menandai penyiar favorit mereka.
Tidak semua penyiar menggunakan nama
samaran, ada beberapa yang menggunakan nama asli. Jadi kalau kamu sangat
menggemari penyiar radio dan ingin bertemu, jangan ragu untuk terus
mengejarnya, siapa tahu kamu bisa bertemu langsung dengan si penyiar. Oh
iya, mungkin masih ada alasan lainnya yang belum saya ketahui, kalau
pembaca ada yang tahu jangan sungkan-sungkan ya untuk menambahkan.
Terima kasih sudah membaca. (HL)
Tidak ada komentar:
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta
Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:
1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan