Sepotong Cerita Asal Usul Kota Pemangkat
misterpangalayo.com - Nama sebuah kota kecil nan elok yaitu Kota Pemangkat sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Kalimantan Barat khususnya daerah SINGBEBAS (Singkawang - Bengkayang- Sambas). Dewasa ini, Pemangkat adalah sebuah kota kecamatan yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat - Indonesia).
Dalam bahasa Tionghoa, kota kecil ini disebut 邦戛 (Hakka: Pang kat, Pinyin: Bāng jiá). Kota Pemangkat merupakan Kota Amoynya Kabupaten Sambas, karena mayoritas pribumi Kota Pemangkat adalah etnis Tionghoa dan etnis Sambas (Melayu Sambas), minoritas suku Dayak, Jawa, dan lain-lain.
Suku Tionghoa di Pemangkat berasal dari kalangan orang Hakka (客家人) dan orang Tiochiu (潮州人). Sebagian besar masyarakat Tionghoa di Pemangkat bermata pencaharian sebagai pedagang. Pemangkat mempunyai sebuah kelenteng yang bernama "Vihara Tri Dharma Bumi Raya" (Hanyu: 邦戛坡中央大伯公廟) yang merupakan tempat beribadah bagi orang-orang Tionghoa yang beragama Kong Hu Cu.
Kota Pemangkat pada masa Kesultanan Sambas dipimpin wakil Sultan, kemudian menjadi Distrik, dipimpin oleh seorang Demang. Sesudah Indonesia merdeka, wilayah Kecamatan Pemangkat terdiri dari Kecamatan Tebas, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan Pemangkat. Sampai tahun 1955, wilayah ini dikoordinir oleh Kawedanan Pemangkat.
Pada tahun 1958, Kawedanan Pemangkat dipecah menjadi 3 kecamatan yang ada hingga sekarang ini, yaitu Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Jawai. Pada masa sekarang dengan pemekaran wilayah, Kecamatan Pemangkat telah dimekarkan lagi menjadi dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Pemangkat dan Kecamatan Semparuk.
Kecamatan Pemangkat terletak di pesisir laut yang langsung menghadap Laut Cina Selatan. Pemangkat mempunyai pemandangan yang sangat indah yang merupakan perpaduan pemandangan gunung, laut, sungai, dan kota. Ciri khas kota ini adalah adanya sebuah gunung yang menyerupai gajah duduk, yang dinamakan Gunung Gajah. Tanjung Batu, Bukit Selindung dan Pantai Sinam merupakan ikon wisata kota pemangkat. Terdapat dua pelabuhan di Pemangkat, yaitu Pelabuhan Sintete dan Pelabuhan Seteher menjadikan Kota Pemangkat ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. Keragaman etnis di kota ini sangat tampak.
Kota Pemangkat mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan, antara lain:
- Pusat kongsi-kongsi penambang emas china pada masa Kerajaan Sambas.
- Pada masa Penjajahan Belanda, Pemangkat adalah Benteng Pertahanan yang strategis.
- Merupakan tempat pendaratan Balatentara Jepang pertama kali di Kalimantan Barat pada tahun 1942.
Sepotong Kisah Perjalanan Waktu, Oh Pemangkat ku
Sebenarnya tidak ada bukti konkrit baik itu cacatan atau benda sejarah tentang asal usul Kota Pemangkat, tapi penulis akan memaparkan asal usul nama Pemangkat versi cerita dari mulut ke mulut dengan beberapa pendukung seperti referensi atau sumber terpercaya. Berikut 2 (dua) versi yang terkenal sekarang adalah:
- Nama Pemangkat, secara harfiah diambil dari kata angkat / terangkat, ini dikarenakan dulunya Kota Pemangkat adalah lautan dan karena ada peristiwa alam sehingga lumpur pun naik atau terangkat membentuk sebuah daratan.
- Bukti yang bisa kita pertimbangkan adalah apabila menggali tanah dengan kedalaman tanah 2 meter, anda sudah menemukan karang laut di Desa Jelutung.
- Nama Pemangkat diambil dari nama orang yang pertama kali mendiami Pemangkat yaitu Pak Mangkat.
Dari 2 (dua) versi diatas, yang akan saya paparkan adalah versi kedua yaitu nama Pemangkat diambil dari nama orang yang pertama kali mendiami Pemangkat yaitu Pak Mangkat. Karena menurut saya, teori ini sangat masuk akal di pikiran penulis dan semua ini ada kaitannya dengan perjalanan suku Dayak Selako di masa lampau yang berpindah-pindah untuk mencari tempat impian.
Baca juga: Asal Usul Dayak Selako (Selakau)
Semua ini berawal dari penyebaran Dayak Selako (bahasa melayu: Selakau), Dayak Selako itu sendiri diyakini berasal dari daerah aliran Sungai Selako (Kabupaten Sambas), dan itu telah ditegaskan oleh masyarakat Selako di Sasak (Sajingan Besar-Indonesia) dan Kpg.Biawak (Lundu-Sarawak) bahwa dengan tegas menyatakan kalau nenek moyang mereka berasal dari Gunung Sarinakng (Selakau Tua).
Menurut Simon Takdir (2006,…) Setelah beberapa lama tinggal di Sarinokng dan Pulo Nangko, beberapa orang dari mereka berusaha pindah mencari daerah baru. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain, atas kemauan sendiri karena lokasi ladang yang sudah terbatas, ada juga yang karena konflik dalam komunitas hasil pengaruh luar. Kemungkinan besar migrasi orang-orang Sarinakng dilakukan secara berkelompok dan bergelombang.
Kelompok pertama menyusuri sungai Sebangkau dan menetap di Paranyo (bhs. Melayu; pelanjau) dan mereka mendirikan bantang (Rumah panjang) mereka di sini, sebagian kecil meneruskan perjalanan hingga dimuara sungai Pemangkat. Kelompok ini dipimpin oleh Ne’ Mangkat. Menurut cerita Pemangkat berasal dari nama pemimpin kelompok ini. Kelompok inilah yang pertama kali membuka daerah pemangkat sekarang.
Kelompok yang di pimpin Ne' Mangkat ini memilih untuk tinggal di daerah baru ini, pada masa itu masih belum ada istilah Dayak dan Melayu, mengingat agama Islam dan Kristen masih belum sampai ke daerah ini. Namun beriringnya waktu, daerah baru ini semakin banyak penduduk dan sejak Islam datang ke Bumi Kalimantan. Maka orang pemangkat yang masuk Islam di sebut Melayu dan sebagian penduduk yang tidak menerima ajaran Islam disebut Dayak.
Saudara mereka yang non-Islam pun bermigrasi ke hulu sungai dan mencari daerah baru. Beberapa kelompok pindah lagi dengan menelusuri hulu sungai Salako.Ada yang menelusuri sungai Sangokng dan naik di Nek Balo, terus ke Nek Date’Potekng, ajintotn, ango, Pakunan, Samarek, Pasi dan seterusnya. Namun ada juga yang naik di Bariakak dan terus ke Sahowo’Bagak, Pasar, Sanorekng, Ranto, Sakong dan sebagainya. Orang Saopo asalnya orang Bagak.
referensi:
http://kristianusatok.blogspot.co.id/2008/03/mengenal-lebih-jauh-suku-dayak-salako.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemangkat,_Sambas
Terimakasih. Tulisannya menambah informasi.
BalasHapusRingan dan menarik..
Terima Kasih Pak Long, sudah singgah di Blog saya.
Hapus:)
saya suka ceritanya, makasih informasinya Radit Mananta
BalasHapusTerima Kasih telah berkunjung ke Blog saya :)
Hapusmakasih atas ilmunye min
BalasHapus