CERITA RAKYAT SAMBAS: Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang
misterpangalayo.com - Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang dituturkan dari mulut ke mulut oleh nenek moyang .kita dari generasi ke generasi berikutnya dan berkembang terus di dalam kehidupan· masyarakat pendukungnya. Cerita rakyat yang dituturkan tersebut, bila kita kaji secara mendalam ternyata mengandung nilai-nilai luhur, pesan serta ajaran-ajaran moral yang bisa kita petik hikmahnya dalam menjalankan kehidupan sehari -hari.
Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang. Menjelang abad ke-12 di sekitar wilayah pantai utara Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Sambas terdapat sebuah Kerajaan Hindu Majapahit, dengan pusat pemerintahan di daerah Paloh. Kerajaan tersebut telah beberapa kali mengalami perpindahan pusat kerajaan dan akhirnya menetap di suatu daerah masuk ke pedalaman yang sekarang ini dikenal dengan Desa Kota Lama, daerah ini termasuk wilayah Kecamatan Teluk Keramat (kurang lebih berjarak 36 km dari Kota Sambas).
Puteri Ratu Pantai Selatan |
Pada masa kekuasaan Kerajaan di daerah Paloh tersebut, di sebelah pantai selatan Kalimantan Barat juga terdapat suatu kerajaan yang kuat dan tangguh. Kerajaan itu dikenal dengan nama Kerajaan Matan Tanjungpura. Kerajaan Matan Tanjungpura ini berpusat di daerah Sukadana, Kabupaten Ketapang.
Antara kerajaan yang berada di daerah Paloh di Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Ketapang sejak dulu telah terjalin hubungan bilateral. Hal ini terjadi karena kedua kerajaan ini menganut kepercayaan Hinduisme yang dibawa dari Majapahit.
Daripada itu, hubungan demi hubungan kian meningkat tidak saja dalam hal perdagangan akan tetapi lebih dipererat lagi pada hubungan perkawinan antara kedua kerajaan tersebut. Dengan demikian antara Kerajaan di Paloh Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Kabupaten Ketapang, sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa menganut kepercayaan Hinduisme Majapahit, oleh karena itu kedua kerajaan itu tentu saja di bawah pengawasan kerajaan yang besar, yaitu Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap kerajaan yang tunduk di bawah pengawasan kerajaan yang berkuasa pada masa itu berkewajiban untuk membayar upeti. Kewajiban membayar upeti kepada Kerajaan Majapahit itu tidak dapat dikatakan seperti perlakuan yang telah dilakukan oleh penjajah Belanda semata-mata hendak mengeruk kekayaan alam dan berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Akibatnya rakyat Indonesia menderita selama masa imperialisme Belanda itu.
Lain halnya dengan kewajiban membayar upeti dari kerajaan-kerajaan yang telah tunduk kepada Kerajaan Majapahit seperti yang dilakukan oleh Kerajaan di daerah Paloh dan Kerajaan Matan Tanjungpura tersebut, di mana setiap tahunnya kedua kerajaan itu memberikan upetinya kepada Raja Majapahit dan hal ini merupakan suatu isyarat atau tanda penghormatan dan penghargaan dan bukan dianggap sebagai beban bagi masyarakat. Demikian eratnya hubungan antara kedua kerajaan tersebut sehingga terjadi suatu peristiwa yang di luar jangkauan akal pikiran manusia.
Diceritakan bahwa pada waktu itu akan datang 'kebenaran' atau berita dari alam ghaib, seorang puteri yang mengaku bernama Puteri Ratu Pantai Selatan ingin berkunjung ke kerajaan yang terdapat di daerah Paloh tersebut. Sedangkan berita dari alam ghaib ini tidak pula menjelaskan siapa sebenarnya Puteri Ratu Pantai Selatan, dan siapa nama raja yang berkuasa di daerah Paloh tersebut.
Ceritanya diawali dengan suatu kejadian di pusat kerajaan di sekitar daerah Paloh Kabupaten Sambas, ketika itu kerajaan ini merupakan wilayah paling ujung sebelah pantai utara Kalimantan Barat. Seorang raja telah naik tahta dan berkuasa penuh di wilayah itu.
Pada suatu hari, raja tersebut mendapat kabar berita melalui alamat mimpi yang diyakini berasal dari alam ghaib dan oleh penduduk di daerah Paloh itu dikenal dengan nama sebutan 'negeri kebenaran'. Negeri kebenaran sebenarnya adalah suatu alam ghaib yang tak tampak oleh mata telanjang manusia, namun keberadaannya masih dalam ruang lingkup Planet Bumi.
Oleh karena itu, sebagian orang meyakini di 'negeri kebenaran' ada penghuninya, yaitu makhluk-makhluk ghaib atau 'makhluk Bunian.' Seperti halnya Puteri Ratu Pantai Selatan juga merupakan 'makhluk bunian' dari 'negeri kebenaran.' Puteri Ratu Pantai Selatan inilah yang memberi alamat atau petunjuk melalui mimpi sang raja.
Di dalam mimpinya itu sang Puteri akan berkunjung di daerah Paloh. Sejak itulah, daerah Paloh ini menjadi pusat 'Kerajaan Negeri Kebenaran' yang telah melegenda di dalam masyarakat. Kemudian, karena mendapatkan alamat mimpi dari negeri kebenaran, lalu sang raja merembukkan masalah ini dengan para hulu balangnya.
Sementara itu, mendengar akan kedatangan tamu yaitu tidak lain adalah Puteri Ratu Pantai Selatan, maka hati serta jantung para hulu balang menjadi bergetar dibuatnya. Sebab yang mereka pikirkan dan yang ada di dalam benak mereka itu bagaimana cara penyambutan Ratu Pantai Selatan itu nantinya.
Dari hasil rembukan itu, diambillah suatu kesepakatan tentang penyambutan Puteri Ratu Pantai Selatan yang akan turun dari negeri kebenaran dan berkunjung ke Paloh itu. Sebagaimana diketahui, oleh karena Puteri Ratu Pantai Selatan bukanlah makhluk lazimnya seperti manusia biasa. Adapun yang akan dipergunakan sebagai sarana untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari negeri kebenaran, adalah tangga atau jalan bertingkat, dan inilah yang dikenal dengan nama 'Batu Bejamban.'
Konon diceritakan bahwa Batu Bejamban yang aslinya telah diangkat ke tempat asalnya, yaitu negeri kebenaran, dan yang tampak sekarang ini hanyalah berupa batu-batu karang yang tersusun bertingkat mulai dari darat hingga sampai ke dasar laut, dekat perairan laut Tanjung Datuk.
Batu Bejamban adalah suatu tempat yang selalu dikeramatkan orang, terlebih oleh penduduk setempat, wilayah Kabupaten Sambas. Adapun asal usul Batu Bejamban, kisahnya berkaitan dengan Batu Layang yang berada di daerah Pontianak.
Sama halnya dengan Batu Bejamban, Batu Layang juga merupakan daerah yang selalu dikeramatkan orang. Di mana di daerah Batu Layang terdapat banyak makam raja-raja Kesultanan Pontianak. Salah satu di antara makam raja tersebut adalah Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, yaitu pendiri Kota Pontianak.
Adapun tepatnya waktu daerah Batu Layang itu menjadi tempat pemakaman Raja-raja Pontianak serta alasan mengapa daerah tersebut dinamai Batu Layang mempunyai kisah tersendiri. Batu Layang adalah batu yang dilayangkan dari Ketapang (maksudnya dari Kabupaten Ketapang), menuju ke daerah Paloh.
Sedangkan batu-batu tersebut diperuntukkan membuat Batu Bejamban, sebuah tangga untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari Kayangan atau 'Negeri Kebenaran.' Beberapa buah batu yang akan diperuntukkan membuat tangga untuk menyambut Puteri Ratu Pantai Selatan yang melayang itu ada yang jatuh di pertengahan ,jalan (maksudnya di sekitar garis lintang khatulistiwa), yang sekarang ini dikenal dengan Desa Batu Layang.
Desa Batu Layang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Batu Layang, jauh sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman Alkadri yang mendirikan Kota Pontianak itu merupakan daerah yang tidak bertuan, sudah sejak lama ada dan telah banyak pula dikenal orang.
Namun, entah siapa yang pertama memberikan nama Batu Layang terhadap daerah tersebut, tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon dikabarkan orang bahwa di perairan Sungai Kapuas di sekitar Pulau Batu Layang itu, terdapat seorang nelayan yang berasal dari hulu Sungai Landak sedang mencari ikan.
Pada saat sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba ia menyaksikan kejadian aneh di mana langit secara tiba-tiba cuaca mendung yang menandakan akan datangnya hujan. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu membuat sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung.
Dari kejadian itulah, sehingga dari mulut ke mulut daerah tersebut dikenal dengan nama: Batu Layang. Dan akhirnya sampai ke telinga Syarif Abdurrahman Alkadri hingga sekarang ini daerah itu merupakan tempat 'keramat' yang selalu dikunjungi, maka Syarif Abdurrahman Alkadri yaitu orang yang pertama mendirikan Kota Pontianak itu mint a dimakamkan di tanah Batu Layang tersebut.
Kemudian kisah Batu Bejamban belumlah habis akibat beberapa batu-batu yang dilayangkan dari Ketapang itu ada yang jatuh di wilayah (Batu Layang kini). Setelah batu-batu layang itu tiba di tanah Paloh maka disusunlah batu-batu itu mulai dari atas darat hingga sampai ke dasar laut. Sebab Puteri Ratu Pantai Selatan akan menginjakkan kaki pertamanya turun dari laut.
Sementara yang mengerjakan penyusunan batu-batu itu sehingga menjadi Batu Bejamban adalah makhluk ghaib juga. Makhluk ghaib ini yang mulai dari pengambilan batu dari Ketapang sampai pada tahap melaksanakan pengerjaaan Batu Bejamban yang diketuai oleh seorang jin. Jin tersebut bernama Jin Bujang Danor.
Setelah itu waktu berganti dengan cepatnya, Puteri Ratu Pantai Selatan tidak lama lagi akan datang. Persiapan penyambutannya pun mendapat perhatian khusus dari rakyat di Kerajaan Paloh. Pada tiap-tiap dusun dipasang umbul- umbul janur kuning dari nyiur kelapa. Disamping itu raja memerintahkan padq. punggawa untuk secepatnya mendirikan sebuah keraton di Kota Lama (maksudnya bukan Keraton Ratu Sepudak).
Setelah itu pusat kerajaan di daerah Paloh dialihkan ke Kota Lama, terkenal dengan rajanya yang bergelar Ratu Sepudak. Pendirian keraton di Kota Lama tidak lain diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Puteri Ratu Pantai Selatan. Tempat untuk Tuan Puteri tidur, diberi 'kelambu kuning.' Sedangkan untuk Tuan Puteri Ratu Pantai Selatan mandi, raja juga memerintahkan punggawa untuk mencarikan sebuah bukit. Dan bukit itu terkenal dengan nama bukit Sebedang, di mana di bukit Sebedang ini terdapat danau yang sangat indah sekali.
Di Danau Sebedang inilah tempat Puteri Ratu Pantai Selatan itu mandi. Demikian eloknya danau Sebedang dikelilingi oleh bukit atau tanah tinggi. Konon di tanah Sebedang ini pula telah terjadi peristiwa penguburan hidup-hidup sepasang anak manusia dan terkenal dalam sejarah legenda 'Bujang Nadi dan Dare Nandung.'
Kunjungan Puteri Ratu Pantai Selatan ke kerajaan di daerah Paloh itu membawa pesan bahwa antara Paloh dan Ketapang harus bergabung. (Di sini yang empunya cerita belum dapat menerjemahkan makna kalimat tersebut). Yang jelas, kalimat itu bukanlah kalimat yang dibuat-buat sendiri oleh yang empunya cerita dari kisah asal usul Batu Bejamban dan Batu Layang ini. Kedatangan Puteri Ratu Pantai Selatan pun kemudian disambut dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih. Jadi mungkin inilah salah satu upacara penghormatan masa dulu kala, yang protokolernya dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih serta bermakna keselamatan. Namun sekarang protokoler penyambutan tamu, adalah dengan cara pengalungan bunga dan lain sebagainya.
Demikian kisah perjalanan Puteri Ratu Pantai Selatan yang entah siapa sebenarnya ia? Sehingga telah membuat dua peristiwa bersejarah di Kalimantan Barat, yang berbeda dan berlainan tempat itu. Yang pertama adalah Batu Bejamban di daerah Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, dan lainnya Batu Layang di Kecamatan Pontianak Utara.
Ceritanya diawali dengan suatu kejadian di pusat kerajaan di sekitar daerah Paloh Kabupaten Sambas, ketika itu kerajaan ini merupakan wilayah paling ujung sebelah pantai utara Kalimantan Barat. Seorang raja telah naik tahta dan berkuasa penuh di wilayah itu.
Pada suatu hari, raja tersebut mendapat kabar berita melalui alamat mimpi yang diyakini berasal dari alam ghaib dan oleh penduduk di daerah Paloh itu dikenal dengan nama sebutan 'negeri kebenaran'. Negeri kebenaran sebenarnya adalah suatu alam ghaib yang tak tampak oleh mata telanjang manusia, namun keberadaannya masih dalam ruang lingkup Planet Bumi.
Oleh karena itu, sebagian orang meyakini di 'negeri kebenaran' ada penghuninya, yaitu makhluk-makhluk ghaib atau 'makhluk Bunian.' Seperti halnya Puteri Ratu Pantai Selatan juga merupakan 'makhluk bunian' dari 'negeri kebenaran.' Puteri Ratu Pantai Selatan inilah yang memberi alamat atau petunjuk melalui mimpi sang raja.
Di dalam mimpinya itu sang Puteri akan berkunjung di daerah Paloh. Sejak itulah, daerah Paloh ini menjadi pusat 'Kerajaan Negeri Kebenaran' yang telah melegenda di dalam masyarakat. Kemudian, karena mendapatkan alamat mimpi dari negeri kebenaran, lalu sang raja merembukkan masalah ini dengan para hulu balangnya.
Sementara itu, mendengar akan kedatangan tamu yaitu tidak lain adalah Puteri Ratu Pantai Selatan, maka hati serta jantung para hulu balang menjadi bergetar dibuatnya. Sebab yang mereka pikirkan dan yang ada di dalam benak mereka itu bagaimana cara penyambutan Ratu Pantai Selatan itu nantinya.
Dari hasil rembukan itu, diambillah suatu kesepakatan tentang penyambutan Puteri Ratu Pantai Selatan yang akan turun dari negeri kebenaran dan berkunjung ke Paloh itu. Sebagaimana diketahui, oleh karena Puteri Ratu Pantai Selatan bukanlah makhluk lazimnya seperti manusia biasa. Adapun yang akan dipergunakan sebagai sarana untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari negeri kebenaran, adalah tangga atau jalan bertingkat, dan inilah yang dikenal dengan nama 'Batu Bejamban.'
Konon diceritakan bahwa Batu Bejamban yang aslinya telah diangkat ke tempat asalnya, yaitu negeri kebenaran, dan yang tampak sekarang ini hanyalah berupa batu-batu karang yang tersusun bertingkat mulai dari darat hingga sampai ke dasar laut, dekat perairan laut Tanjung Datuk.
Batu Bejamban adalah suatu tempat yang selalu dikeramatkan orang, terlebih oleh penduduk setempat, wilayah Kabupaten Sambas. Adapun asal usul Batu Bejamban, kisahnya berkaitan dengan Batu Layang yang berada di daerah Pontianak.
Sama halnya dengan Batu Bejamban, Batu Layang juga merupakan daerah yang selalu dikeramatkan orang. Di mana di daerah Batu Layang terdapat banyak makam raja-raja Kesultanan Pontianak. Salah satu di antara makam raja tersebut adalah Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, yaitu pendiri Kota Pontianak.
Adapun tepatnya waktu daerah Batu Layang itu menjadi tempat pemakaman Raja-raja Pontianak serta alasan mengapa daerah tersebut dinamai Batu Layang mempunyai kisah tersendiri. Batu Layang adalah batu yang dilayangkan dari Ketapang (maksudnya dari Kabupaten Ketapang), menuju ke daerah Paloh.
Sedangkan batu-batu tersebut diperuntukkan membuat Batu Bejamban, sebuah tangga untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari Kayangan atau 'Negeri Kebenaran.' Beberapa buah batu yang akan diperuntukkan membuat tangga untuk menyambut Puteri Ratu Pantai Selatan yang melayang itu ada yang jatuh di pertengahan ,jalan (maksudnya di sekitar garis lintang khatulistiwa), yang sekarang ini dikenal dengan Desa Batu Layang.
Desa Batu Layang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Batu Layang, jauh sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman Alkadri yang mendirikan Kota Pontianak itu merupakan daerah yang tidak bertuan, sudah sejak lama ada dan telah banyak pula dikenal orang.
Namun, entah siapa yang pertama memberikan nama Batu Layang terhadap daerah tersebut, tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon dikabarkan orang bahwa di perairan Sungai Kapuas di sekitar Pulau Batu Layang itu, terdapat seorang nelayan yang berasal dari hulu Sungai Landak sedang mencari ikan.
Pada saat sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba ia menyaksikan kejadian aneh di mana langit secara tiba-tiba cuaca mendung yang menandakan akan datangnya hujan. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu membuat sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung.
Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu membuat sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung. |
Dari kejadian itulah, sehingga dari mulut ke mulut daerah tersebut dikenal dengan nama: Batu Layang. Dan akhirnya sampai ke telinga Syarif Abdurrahman Alkadri hingga sekarang ini daerah itu merupakan tempat 'keramat' yang selalu dikunjungi, maka Syarif Abdurrahman Alkadri yaitu orang yang pertama mendirikan Kota Pontianak itu mint a dimakamkan di tanah Batu Layang tersebut.
Kemudian kisah Batu Bejamban belumlah habis akibat beberapa batu-batu yang dilayangkan dari Ketapang itu ada yang jatuh di wilayah (Batu Layang kini). Setelah batu-batu layang itu tiba di tanah Paloh maka disusunlah batu-batu itu mulai dari atas darat hingga sampai ke dasar laut. Sebab Puteri Ratu Pantai Selatan akan menginjakkan kaki pertamanya turun dari laut.
Sementara yang mengerjakan penyusunan batu-batu itu sehingga menjadi Batu Bejamban adalah makhluk ghaib juga. Makhluk ghaib ini yang mulai dari pengambilan batu dari Ketapang sampai pada tahap melaksanakan pengerjaaan Batu Bejamban yang diketuai oleh seorang jin. Jin tersebut bernama Jin Bujang Danor.
Setelah itu waktu berganti dengan cepatnya, Puteri Ratu Pantai Selatan tidak lama lagi akan datang. Persiapan penyambutannya pun mendapat perhatian khusus dari rakyat di Kerajaan Paloh. Pada tiap-tiap dusun dipasang umbul- umbul janur kuning dari nyiur kelapa. Disamping itu raja memerintahkan padq. punggawa untuk secepatnya mendirikan sebuah keraton di Kota Lama (maksudnya bukan Keraton Ratu Sepudak).
Setelah itu pusat kerajaan di daerah Paloh dialihkan ke Kota Lama, terkenal dengan rajanya yang bergelar Ratu Sepudak. Pendirian keraton di Kota Lama tidak lain diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Puteri Ratu Pantai Selatan. Tempat untuk Tuan Puteri tidur, diberi 'kelambu kuning.' Sedangkan untuk Tuan Puteri Ratu Pantai Selatan mandi, raja juga memerintahkan punggawa untuk mencarikan sebuah bukit. Dan bukit itu terkenal dengan nama bukit Sebedang, di mana di bukit Sebedang ini terdapat danau yang sangat indah sekali.
Di Danau Sebedang inilah tempat Puteri Ratu Pantai Selatan itu mandi. Demikian eloknya danau Sebedang dikelilingi oleh bukit atau tanah tinggi. Konon di tanah Sebedang ini pula telah terjadi peristiwa penguburan hidup-hidup sepasang anak manusia dan terkenal dalam sejarah legenda 'Bujang Nadi dan Dare Nandung.'
Kunjungan Puteri Ratu Pantai Selatan ke kerajaan di daerah Paloh itu membawa pesan bahwa antara Paloh dan Ketapang harus bergabung. (Di sini yang empunya cerita belum dapat menerjemahkan makna kalimat tersebut). Yang jelas, kalimat itu bukanlah kalimat yang dibuat-buat sendiri oleh yang empunya cerita dari kisah asal usul Batu Bejamban dan Batu Layang ini. Kedatangan Puteri Ratu Pantai Selatan pun kemudian disambut dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih. Jadi mungkin inilah salah satu upacara penghormatan masa dulu kala, yang protokolernya dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih serta bermakna keselamatan. Namun sekarang protokoler penyambutan tamu, adalah dengan cara pengalungan bunga dan lain sebagainya.
Demikian kisah perjalanan Puteri Ratu Pantai Selatan yang entah siapa sebenarnya ia? Sehingga telah membuat dua peristiwa bersejarah di Kalimantan Barat, yang berbeda dan berlainan tempat itu. Yang pertama adalah Batu Bejamban di daerah Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, dan lainnya Batu Layang di Kecamatan Pontianak Utara.
Tulisan diatas bersumber dari buku Cerita Rakyat Kalimantan Barat Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang yang dicetak oleh Percetakan Romeo Grafika. Ditulis oleh Luthfi Akbar dan diketik ulang misterpangalayo.com dalam artikel diatas guna membantu menyebarluaskan kepada masyarakat untuk membaca cerita rakyat ini agar dapat dipetik hikmahnya. Harapan penyunting, semoga dengan membaca artikel ini, kita dapat lebih mencintai khasanah kebudayaan daerah kita sendiri yang berarti juga mencintai kebudayaan nasional, karena kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
Asyik baca ceritanya Dit, baru tau paloh dgn suka dana ada hubungan kekerajaan
BalasHapusiya mas...... saya kirain cuma kesultanan Sambas dan panembahan sambas yang punya ikatan dengan Kerajaan Tanjungpura, ternyata kerajaan sebelumnya masih ada ikatan... berdasarkan cerita rakyat ini sih mas.. Namanya juga cerita rakyat.
HapusIni cerita fiksi atau non fiksi ya Radit... Sepertinya ini kisah nyata...
BalasHapusini termasuk cerita legenda ...... fiksi non fiksinya.. inilah cerita rakyat turun temurun diceritakan,,, buktinya masih bisa ditemukan skrg
HapusSemua tempat dalam ceritanya ada dan fakta di lapangan, ini bukan hanya cerita dongeng berarti, ini bisa jadi yang sebenarnya
BalasHapusnamanya juga cerita legenda mas,, kek asal usul gunung tangkuban perahu,,, gunungnya ada kan skrg
HapusCerita yang sangat menarik, oya ditunggu cerita tentang meriam yang bisa ngapung di sungai kapuas dan asal usul batu besar yg berada disekitar komplek pemakaman raja pontianak batu layang
BalasHapusinsyaallah masih dicari sumber nya mas
HapusUntuk kerajaan matan tanjungpura cerita hanya sekilas, bisa infokan satu artikel ga ya utk kerajaan matan ini ya sama dimana kita bisa dpt sumber referensinya
BalasHapusdi Perpustakaan Daerah smpg rumah betang, insyaallah Ada mas
HapusCerita lokal pertama yang saya baca di website. Membaca cerita nya seperti dan terbayangkan di masa masa tempo dulu di batu layang dan paloh
BalasHapusblm banyak di media online cerita ini,, kalau di buku ada di perpustakaan daerah
HapusKak Radit, angkat cerita batu menangis yang di sambas juga dong kak, kalau da salah cerita batu belah batu betangkop.
BalasHapusbatu menangis sudah ada di web ini.... coba cari.. tp untuk latar ceritanya di sambas,, saya kurang pasti... cuma cerita itu menggambarkan di pedalaman kalbar.
Hapusatau mgkn itu cerita berbeda ? nanti saya cari tau dlu yaa Chika
Mengapa tidak dicatumkan sumber mungkin wawancara Dari orang2 tua dan studi Pustaka
BalasHapusTidak dibaca di bagian bawahnya ya om
HapusSelamat Siang guys, Masih Bingung Dan Ragu Pilih Agen Poker & DominoQQ Yang Terpercaya?
BalasHapusPIN BB : D61E3506
Whatsapp : +85598249684
L ine : Sinidodewa poker
mino
Mas saya mau tanya.. Narasumber yg menulis cerita ini bole gk saya tau alamatnya soalnya sya btuh utk penelitian . Pnelitian saya bercerita tntng ini..
BalasHapusSilahkan cari di perpustakaan daerah.. Cerita tsb saya tulis ulang dari sumber buku....atau langsug ke percetakan romeo grafika
HapusMas tau gak alamat percetakan romeo grafika soalnya sya sudah cri tpi tmptny sudah gk ad mas.
Hapusselamat malam, saya penulis buku "Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang", ini kisah nyata pengalaman pribadi bersama teman penulis yg kami tdk sengaja dibawa ke alam ghaib (kepercayaan orang Sambas menyebutnya "Negeri Kebenaran Paloh")
BalasHapusKEREN MAS, bisa diceritakan detailnya mas
Hapus