CERITA RAKYAT SAMBAS: Legenda Pangka Gasing dan Turunnya Padi
misterpangalayo.com - Bepangkak Gasing atau dalam bahasa Dayak "Bapangkak Gasikng" merupakan permainan rakyat yang sudah ada turun temurun dari leluhur Sambas. Permainan ini sangat terkenal pada eranya dan hingga saat ini masih dipertahankan eksistensinya. Pada mulanya, kehadiran permainan ini di tanah Sambas selalu dikaitkan dengan suatu unsur kepercayaan yang sifatnya animisme yaitu pada saat sebelum panen padi.
Masyarakat Sambas (Pra Islam) percaya bahwa apabila permainan Gasing dimainkan sebelum panen padi, maka mengakibatkan padi akan berisi dan melimpah ruah hasil panennya.
Dewasa ini, bepangkak gasing menjadi hiburan untuk mengisi waktu kosong pada pagi hari dan sore hari. Selain itu, permainan ini selalu diikutsertakan dalam menyemarakkan hari-hari besar hingga perayaan Budaya baik Melayu maupun Dayak.
Untuk asal usul sejarahnya (legenda dan ceritanya) dan penamaannya antara Dayak Kanayatn dan Sambas banyak mempunyai kesamaan. Konon Gasing pada masyarakat Dayak Kanayatn lebih dikenal dengan Pangka atau Bapangka’ dan sebaliknya Bepangkak atau pangka juga pada masyarakat Sambas.
Pangka’ gasing bagi masyrakat Adat Dayak Kanayatn, diakui sebagai salah satu unsur Budaya adat yang telah lama dilakukan secara turun temurun dan tidak hanya permainan belaka, melainkan memiliki makna bagi kehidupan manusia, maka dari itu pangka’ gasing adalah merupakan tradisi Budaya adat, yang penyelanggaraannya ditentukan pada musim atau waktu dalam proses kegiatan Bahuma (bahasa Sambas: beume) atau berladang, yaitu pada saat padi mulai ditanam sampai pada panen raya (bahasa sambas: beranyi).
Gasing tertua yang ada di Desa Serindang - Kecamatan Tebas || Sumber Gambar: @batumakjage |
Kali ini, misterpangalayo akan menceritakan ulang cerita singkat legenda Pangka Gasing versi suku melayu Sambas.
Konon, ada seorang putra khayangan turun ke bumi karena tidak sengaja melihat anak talino (manusia) sedang bermain dihalaman rumahnya. Putra Kayangan tertarik dengan permainan yang sedang dilihatnya, sepotong kayu yang bisa berputar-putar dengan cara dilempar dengan menggunakan seutas tali.
Anak bangsa kayangan ini sangat penasaran dan heran bercampur senang karena melihat sepotong kayu yang telah dibentuk sedemikian rupa tersebut dapat berputar-putar. Karna berdetak kagum atas kejadian itu, anak talino pun diajak untuk ke kayangan bersamanya dan membawa benda yang dimainkan tersebut.
Sesampai di Kayangan, anak talino tersebut diminta untuk memainkan kembali permainan itu di hadapan anak-anak bangsa Kayangan. Alhasil, semuanya terkagum-kagum dengan apa yang telah dilihatnya. Si anak talino tersebut kemudian diberi makan, dan tanpa ia sadari, ia telah memakan sesuatu yang tak pernah ia temukan di bumi.
Makanan yang diberikan adalah makanan yang berbiji putih dan nikmatnya sampai perut, serta merasa kenyang dalam waktu yang lama. Melihat anak talino makan dengan lahap dan bahagia, anak bangsa Kayangan tersebut pun berjanji akan membawa makanan tersebut ke bumi tapi dengan satu syarat anak manusia harus selalu memainkan permainan dari kayu itu.
Tak lama kemudian, anak manusia (talino) pun dikembalikan ke bumi, dan sesuai dengan permintaan anak Kayangan, anak talino selalu memainka permainan kayu tersebut. Beberapa purnama berlalu, datanglah anak bangsa Kayangan denga membawa sebutir biji berwarna putih yang ia keluarkan dari kemaluannya.
Benda tersebut sengaja ia sembunyikan dari orang tuanya, karena takut dimarahi jikalau ketahuan membawa benda tersebut turun ke bumi. Lalu, si anak talino diminta untuk menanam benda tersebut ditempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh orang tuanya, dan disarankan supaya ditanam didapur tempat pembakaran yang ada dalam rumah, saran tersebut dipenuhi dan dituruti oleh manusia.
Hari demi hari pun terlewati, benda yang ditanamnya tersebut menampakkan pertumbuhannya dengan cepat. Akhirnya biji tersebut sudah siap panen, dan satu biji yang ia tanam ternyata dengan ajaib menghasilkan berlipat ganda beribu-ribu biji putih. Oleh anak talino tersebut, biji tersebut pun dikembangkannya. Sejak saat itulah, asal usul tanaman yang disebut padi diturunkan di tanah Sambas.
Lalu, permainan dari kayu selalu dimainkan sesuai dengan janji yang telah mereka sepakati. Oleh anak manusia, permainan yang berputar serta berpusing tersebut diberilah nama "GASING". Sedangkan, Padi tersebut menjadi makanan pokok manusia yang membuat kenyang lebih lama.
Anak bangsa kayangan ini sangat penasaran dan heran bercampur senang karena melihat sepotong kayu yang telah dibentuk sedemikian rupa tersebut dapat berputar-putar. Karna berdetak kagum atas kejadian itu, anak talino pun diajak untuk ke kayangan bersamanya dan membawa benda yang dimainkan tersebut.
Sesampai di Kayangan, anak talino tersebut diminta untuk memainkan kembali permainan itu di hadapan anak-anak bangsa Kayangan. Alhasil, semuanya terkagum-kagum dengan apa yang telah dilihatnya. Si anak talino tersebut kemudian diberi makan, dan tanpa ia sadari, ia telah memakan sesuatu yang tak pernah ia temukan di bumi.
Makanan yang diberikan adalah makanan yang berbiji putih dan nikmatnya sampai perut, serta merasa kenyang dalam waktu yang lama. Melihat anak talino makan dengan lahap dan bahagia, anak bangsa Kayangan tersebut pun berjanji akan membawa makanan tersebut ke bumi tapi dengan satu syarat anak manusia harus selalu memainkan permainan dari kayu itu.
Tak lama kemudian, anak manusia (talino) pun dikembalikan ke bumi, dan sesuai dengan permintaan anak Kayangan, anak talino selalu memainka permainan kayu tersebut. Beberapa purnama berlalu, datanglah anak bangsa Kayangan denga membawa sebutir biji berwarna putih yang ia keluarkan dari kemaluannya.
Benda tersebut sengaja ia sembunyikan dari orang tuanya, karena takut dimarahi jikalau ketahuan membawa benda tersebut turun ke bumi. Lalu, si anak talino diminta untuk menanam benda tersebut ditempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh orang tuanya, dan disarankan supaya ditanam didapur tempat pembakaran yang ada dalam rumah, saran tersebut dipenuhi dan dituruti oleh manusia.
Hari demi hari pun terlewati, benda yang ditanamnya tersebut menampakkan pertumbuhannya dengan cepat. Akhirnya biji tersebut sudah siap panen, dan satu biji yang ia tanam ternyata dengan ajaib menghasilkan berlipat ganda beribu-ribu biji putih. Oleh anak talino tersebut, biji tersebut pun dikembangkannya. Sejak saat itulah, asal usul tanaman yang disebut padi diturunkan di tanah Sambas.
Lalu, permainan dari kayu selalu dimainkan sesuai dengan janji yang telah mereka sepakati. Oleh anak manusia, permainan yang berputar serta berpusing tersebut diberilah nama "GASING". Sedangkan, Padi tersebut menjadi makanan pokok manusia yang membuat kenyang lebih lama.
Dewasa ini, permainan ini dimainkan oleh anak manusia mulai musim bertanam padi sampai masa panen. Dengan turunnya padi kepada manusia ke bumi, maka Pangkak gasing (bermain gasing) dilakukan turun-temurun bagi masyarakat Sambas dan Dayak di Kabupaten Sambas.
Permainan ini selalu dipertandingkan dari tingkat pedesaan sampai tingkat Provinsi se Kalimantan Barat. Selain itu, juga selalu menjadi permainan wajib dalam peringatan kebudayaan, seperti pesta panen padi (Naik Dango pada suku Dayak dan Antar Ajong oleh masyarakat melayu Sambas).
Lomba Permainan Tradisional Dayak di Pekan Gawai Dayak Ke-31 Kalbar |
Kesimpulannya, Padi dan Gasing sangat berhubungan erat, sehingga di dalam kehidupan orang Dayak dan Melayu di Kabupaten Sambas dan sekitarnya, padi dibuatkan tempat khusus yaitu Lumbung/Dangau padi dan kemudian dimasukkan sebuah gasing yang namanya gasing gantang.
Ukuran gasing yang disimpan ke dangau padi tersebut ukurannnya sama dengan pengukur padi/beras sebagai alat timbangan tempo dulu yaitu GANTANG. Sedangkan didalam tempayan tempat menyimpan beras disimpan gasing cupak, yang ditutupkan pada mulut tempayan,dan pase untuk ukuran beras. (@gasingindonesia)
Ingat banget dulu SD main gasing yang dari plastik warna-warni. Trus tengahnya bolong, ada gearnya. Ntar diadu sama teman lain. Semacam beyblade gitu.
BalasHapusYa meski teknisnya gak sama, tapi menurut saya mirip dengan gasing huehehehe.
Cerita rakyat tradisional Indonesia rata2 dari kejadian sederhana kehidupan, tapi maknanya dalam sekali. Salah satunya ya Gasing ini XD
Wah kek saya, main itu ....
BalasHapusDulu saya sering main di kampung .sekarang udah Ndak main cuma buat aja untuk ponaan kalau pas pulkam wkwkkwkwkw
BalasHapus