Melestarikan Hutan, Menuai Masa Depan Lebih Baik
misterpangalayo.com - Bayangkan sebuah pulau tropis di lintasan garis khatulistiwa di mana burung Enggang terbang tinggi di angkasa, orang utan dan bekantan bebas berkeliaran, reptil yang menakjubkan juga ikut bercengkrama di alam bebas, serta tanaman-tanaman indah dan eksotis tumbuh subur.
Tempat para penjelajah menemukan tumbuhan dan hewan baru yang menakjubkan setiap minggu ini bukanlah suatu tempat dari negeri dongeng, film atau fantasi anak-anak. Inilah Pulau Kalimantan, salah satu pulau paling menakjubkan di Bumi. Pulau yang juga dijuluki Borneo ini memiliki keanekaragaman hayati yang menakjubkan di hutannya yang masih luas.
Orang utan, gajah borneo, badak dan macan tutul berbagi hutan dengan lebih dari 600 spesies burung dan 15.000 jenis tanaman. Namun terlepas dari keajaiban alami Bumi Kalimantan, sebagian besar hutannya telah ditebang untuk kayu dan membuka jalan bagi perkebunan kelapa sawit, serta pertambangan batu bara.
Semua berawal dari sebuah ledakan dari dalam tanah. Bum!! Kerusakan hutan Kalimantan semakin jelas terlihat dalam sebuah film dokumenter “Sexy Killer” yang diunggah tanggal 13 April 2019 lalu di kanal Youtube Watch Dog Image. Film ini membuka mata publik untuk melihat betapa pedihnya kehidupan masyarakat yang terkena imbas kerusakan lahan, lingkungan dan air minum, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menegaskan bahwa sepertiga hutan Kalimantan telah rusak sejak tahun 1973. Kerusakan hutan Kalimantan dua kali lipat tingkat lebih tinggi dari sisa luasan hutan tropis dunia. Gambar di bawah ini menunjukkan empat dekade kondisi hutan Kalimantan, akibat dari industri pertambangan dan perkebunan, pembukaan dan penebangan di tanah Kalimantan.
Kondisi Hutan Kalimantan 1973 – 2010 || Sumber : https://journals.plos.org |
- Hutan (hijau tua) dan non-hutan (putih) pada tahun 1973, dan awan di Panel A.
- Area hilangnya hutan selama 1973-2010 (merah) di jalan logging Panel B.
- Primer 1973-2010 (kuning baris) di Panel C.
- Sisa hutan utuh (hijau tua), sisa hutan yang ditebang (hijau muda), dan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (Black) pada tahun 2010 di Panel D.
Demi generasi nanti, fenomena ini harus lebih diperhatikan jika ingin menyelamatkan harta alam paling menakjubkan yang dianugerahi Tuhan. Bukan hanya tumbuhan dan hewan yang terancam oleh kerusakan hutan Kalimantan. Hampir 1 juta penduduk asli Kalimantan yang masih bergantung pada hutan untuk kehidupan sehari-hari juga terkena imbasnya.
Ide untuk mencegah perubahan iklim dengan menyelamatkan hutan bukanlah hal baru. Hingga saat ini, menyelamatkan hutan Indonesia terus digaungkan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia melalui event Forest Talk with Bloggers yang bertempat di Hotel ibis Pontianak City Center, Sabtu 20 April 2019.
Kota Pontianak menjadi kota ketiga setelah sebelumnya digelar di Jakarta (9 Februari 2019) dan Palembang (23 Maret 2019). Acara ini dikemas menarik dalam bentuk talkshow interaktif dan juga terdapat mini exhibition yang memamerkan Produk Hutan Non Kayu dan produk kreatif yang berasal dari limbah kayu hingga hasil dari program CSR. Pasca event ini, Bloggers diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengkampanyekan pelestarian hutan terutama hutan Kalimantan dan juga menyebarluaskan solusi pengelolaan hutan lestari.
Para tamu undangan yang hadir melakukan registrasi ulang di meja registrasi |
Awak Datang Kamek Sambot. Saya dan teman-teman dari Komunitas Blogger Pontianak penuh semangat menghadiri acara keren yang mengangkat tema "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari". Satu per satu para undangan yang hadir mengisi form kehadiran yang telah disediakan oleh panitia. Tamu undangan dan bloggers pun langsung dipersilahkan untuk menyantap makanan pembuka yang telah disediakan sembari menunggu acara dimulai.
Setelah menyapa rekan-rekan panitia Forest Talk With Bloggers chapter Kota Pontianak antara lain Mbak Katerina dan Mas Amril Taufik Gobel. Saya pun mengambil goodie bag yang dibagikan. Didalamnya terdapat rompi dari Lestari Hutan, madu kelulut, tumbler lucu dan kopi bubuk khas Kabupaten Kubu Raya (Kalbar).
Totebag Eco Print by instagram/galeriwongkito2 yang ramah lingkungan |
Jam tangan saya menunjukan pukul 09.30 wib belum ada tanda-tanda acara akan dimulai, semua peserta hanya dipersilahkan untuk memasuki ruangan Grand Aster, tempat pelaksanaan acara ini. Berjejer kursi-kursi dengan rapi menghadap ke depan panggung kecil. Di atas panggung terdapat dua meja bulat bersama 5 kursi yang akan diperuntukkan bagi narasumber acara ini dengan latar belakang backdrop berupa spanduk besar bertuliskan Forest Talk with Blogger "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari". Tepat pukul 09.45 wib acara pun dibuka oleh Mas Amril Taufik Gobel sebagai moderator dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Blogger Senior yang juga Mantan Vice President ASEAN Bloggers chapter Indonesia, Amril Taufik Gobel memandu acara Forest Talk with Bloggers hingga selesai. |
Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diskusi ringan mengenai "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari" pun dibuka langsung dengan sambutan sekaligus pemaparan dari Dr. Amanda Katili Niode selaku Manager Climate Reality Indonesia. Dalam sambutannya, beliau memperkenalkan organisasi The Climate Reality Project Indonesia yang kini telah memiliki 300 relawan di Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Dr. Amanda Katili Niode memaparkan fenomena perubahan iklim dunia akibat emisi gas kaca |
Cuaca ekstrem minus 40 derajat celcius pernah menyelimuti sepertiga wilayah Amerika Serikat di awal tahun 2019 lalu. Dan suhu panas ekstrem yang mematikan berbagai spesies binatang di Australia juga menyapa negeri Kanguru tersebut dengan rekor suhu mencapai 50 derajat celcius. Kedua fenomena tersebut menjadi bukti perubahan iklim akibat dari kegiatan manusia yang berlebihan sehingga menghasilkan gas rumah kaca.
Dr. Amanda Katili Niode lanjut memaparkan betapa emisi gas kaca saat ini membawa dampak yang sangat besar bagi perubahan iklim dunia. Pada tahun 2018 lalu, secara global perubahan iklim telah menyebabkan cuaca ekstrem yang berdampak pada 60 juta jiwa. Dan di Indonesia ada sekitar 2481 bencana yang menyebabkan ±10 juta orang yang menderita dan mengungsi.
Tak banyak yang menyadari, bahwa dampak dari perubahan iklim sudah terjadi. Bumi semakin panas, bencana semakin sering, dan musim menjadi tak pasti. Dan, ironisnya, dampak yang merugikan tersebut diakibatkan perilaku manusia yang berlebihan, mulai dari aktivitas perindustrian yang menghasilkan asap berlebihan, aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, kotoran hewan ternak yang melepaskan banyak gas metana ke angkasa, polusi udara yang akibat banyaknya kendaraan bermotor, pembakaran hutan, konsep bangunan berkaca, penggunaan AC, dan sebagainya yang menghasilkan gas-gas buang, yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer.
Kegiatan manusia yang berlebihan, salah satu penyebab Pemanasan Global |
Akibat kerusakan lingkungan berdampak pada pemanasan global sebagai imbas dari kegiatan manusia yang berlebihan. Salah satu dampaknya yaitu perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut sehingga menimbulkan banyak pantai yang abrasi dan pulau-pulau kecil banyak tenggelam, melelehnya puncak Everest, hingga runtuhnya gunung es di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Selain itu, juga berdampak pada hasil pertanian, kelangkaan air, munculnya berbagai penyakit seperti stroke dan serangan jantung, wilayah tropis yang suhunya kian memanas, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sehingga perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan di Bumi yang kita tinggali.
Tanpa kita sadari dalam tindakan nyata, cepat atau lambat dan pasti peradaban akan hancur ditelan pemanasan global. Maka dari itu, perlu adanya adaptasi dan mitigasi untuk menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan itu melambat, dan pada saat bersamaan dapat dilakukan persiapan diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada, sehingga diharapkan akan ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Infografis Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim |
Selanjutnya bloggers yang hadir merenungi kembali kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan, terlebih lagi saat Dr. Amanda Katili Niode lanjut menginformasikan bahwa setiap tahun total 1 triliun kantong plastik sekali pakai digunakan di seluruh dunia. Plastik sangat berkontribusi terhadap perubahan iklim dan membuat manusia bergantung pada bahan bakar fosil, mencemari udara, air, dan persediaan makanan, serta dapat membahayakan kesehatan manusia di sepanjang siklus hidupnya.
Waktu terus berjalan. Sesi selanjutnya adalah pemaparan materi tentang Pengelolaan Hutan Dan Lanskap Berkelanjutan oleh Dr. Atiek Widayati selaku perwakilan dari Tropenbos Indonesia. Pertama-tama, beliau menjelaskan tentang definisi hutan menurut KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tahun 2018 yaitu suatu wilayah dengan pohon dewasa yang ukurannya lebih tinggi dari 5 meter dan tutupan kanopi lebih besar dari 30% dengan luasan lebih dari 6,25 Ha.
Kala hutan negeri makin merana karena banyak beralih fungsi, menjadi kebun sawit, kebun kayu, tambang, pemukiman, sampai infrastruktur seperti jalan, jembatan, tol, serta sarana dan prasarana lain. Pengrusakan hutan (deforestasi) sudah menjadi permasalahan serius di dunia global maupun nasional. Akibat dari pengrusakan hutan adalah terjadinya degradasi hutan yang memperburuk keadaan lingkungan.
Konversi hutan dan perubahan tutupan lahan |
Bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan, tiga elemen terpenting dalam kehidupan yang tidak terpisahkan adalah tanah, sungai, dan hutan. Terutama hutan Kalimantan menjadi dunia dan sumber kehidupan bagi suku Dayak. Kedudukan dan peran hutan seperti itu menjadi alasan bagi masyarakat Dayak untuk memanfaatkan hutan dan sekaligus menumbuhkan prinsip untuk menjaga kelestarian dan kelanjutan hidup hutan Kalimantan.
Namun, di tahun-tahun ini hutan menjadi langka akibat aktivitas manusia yang berlebihan. Hutan-hutan di musnahkan dan dibangun pabrik-pabrik untuk kehidupan manusia. Ekspansi sawit meningkat sepanjang waktu, kebakaran hutan baik disengaja maupun tidak disengaja mengakibatkan hutan menjadi rusak dan gundul, hingga penebangan hutan liar atau illegal logging yang berdampak kekeringan bagi wilayah yang sudah tidak ada hutannya.
Dampak - Bencana Kebakaran Hutan dan Kabut Asap (2015) |
Menipisnya lahan hutan sebagai penyangga udara bersih di bumi akan memperparah global warming sehingga secara signifikan akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Maka dari itu, Dr. Atiek Widayati pun dengan tegas menjelaskan upaya nyata untuk mengatasi permasalahan ini dengan mengembalikan fungsi hutan melalui pengelolaan lanskap berkelanjutan, yakni dengan pembangunan koridor ekologi, rehabilitasi lahan atau restorasi hutan dengan menggandeng pihak swasta seperti perusahaan kelapa sawit.
Mengembalikan Fungsi Hutan |
Sudah banyak pihak yang sadar dan mulai berupaya untuk mengembalikan fungsi hutan mulai dari Pemerintah, Civil Society Organisations hingga pihak swasta dan masyakarat. Selain itu, masyarakat umum sangat diharapkan untuk berkontribusi dalam mengembalikan fungsi hutan ini dengan cara ikut mengawasi dan melestarian hutan yang ada dengan tidak menebang pohon secara liar dan membuka lahan dengan cara membakar hutan. Menjaga hutan sangat penting untuk kehidupan, selain menjaga keseimbangan iklim,juga mengatur tersedianya pasokan air dan memelihara ekosistem termasuk manusia.
Salah satu kontribusi masyarakat untuk mendukung hasil hutan bukan kayu |
Pohon dan Ekonomi Kreatif menjadi topik hangat untuk materi selanjutnya yang kembali dibawa oleh Dr. Amanda Katili Niode, dan materi ini sangat erat kaitannya dengan pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Dalam pemaparannya beliau menjelaskan bahwa potensi hasil hutan bukan kayu di Indonesia sangat besar sekali. Kurang lebih ada 5 fungsi pohon bagi manusia, yaitu sebagai sumber serat, sumber pewarna alam, bahan kuliner, sumber furniture, dan sumber barang dekorasi. Fungsi tersebut jika dimanfaatkan dengan maksimal maka akan memajukan sektor ekonomi kreatif Indonesia.
Dengan adanya Mini Exhibition Forest-Based Products, bloggers bisa melihat langsung produk-produk yang memanfaatkan hasil hutan Kalimantan. Berbagai produk unggulan hasil hutan Kalimantan dipamerkan khusus untuk acara Forest Talk with Bloggers, seperti tenun ikat khas Kabupaten Sintang, syal, mentega tengkawang, makanan ringan, minuman sirup, hingga kerajinan dari bambu dan akar kayu.
Produk Unggulan Hasil Hutan Kalimantan |
Tidak kalah menarik dari materi-materi sebelumnya, Mas Dito Cahya Renaldi memberikan pemaparan tentang program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang digagas Asia Pulp and Paper (APP), anak perusahaan Sinar Mas Group. Kontribusi APP Sinar Mas dalam mengatasi perubahan iklim diantaranya dengan melindungi hutan alam, pengelolaan lahan gambut, global supply chain hingga terbentuknya program Desa Makmur Peduli Api.
Program DMPA sangat berkontribusi menciptakan kemandirian warga desa dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya perusakan hutan dan memberdayakan potensi disekitar hutan tanpa merusaknya.
Program DMPA sangat berkontribusi menciptakan kemandirian warga desa dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya perusakan hutan dan memberdayakan potensi disekitar hutan tanpa merusaknya.
Dito Cahya Renaldi |
Dalam pemaparannya, Mas Dito juga menyebutkan bahwa Asia Pulp and Paper (APP) memberikan program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan industrinya untuk berinovasi dan meningkatkan kapasitas usahanya. Mas Dito juga tidak ketinggalan mempromosikan beberapa contoh sukses hasil dari DMPA region Kalimantan Barat, mulai dari kegiatan UMKM binaan APP dan kratifitasnya, hingga mini galery di saat kegiatan berlangsung.
Salah satu contoh program DMPA di Kabupaten Kubu Raya - Kalimantan Barat |
Satu demi satu rangkaian materi dari acara Forest Talk with Bloggers dilalui, moderator langsung membuka sesi sharing by exhibitor untuk mempresentasikan usaha serta memperkenalan produk mereka kepada para narasumber dan peserta yang hadir. Di akhir kegiatan, dibuka pula sesi tanya jawab untuk 3 pertanyaan yang dilontarkan peserta yang hadir kepada narasumber.
Sesi pertanyaan |
Selesai acara, kami langsung diarahkan panitia menuju Ibis Kitchen untuk menyaksikan demo masak yang dipandu langsung oleh Chef handalan dari Ibis Hotel Pontianak yaitu Chef Sumangun Wijaya. Yang paling unik disini, Chef Sumangun menggunakan bahan dasar alami yang berasal dari hutan Kalimantan yaitu Madu dan Jamur. Sembari memasak, chef Sumangun juga membagikan ilmunya kepada peserta, mulai dari tips-tips mengolah makanan hingga peserta diperkenankan untuk mencicipi masakan yang sudah dibuatnya.
Demo Masak Ayam Bakar Madu dan Olahan Jamur |
Berbagai tangkai acara telah dijalani dengan produktif, banyak ilmu dan pengalaman yang peserta dapatkan. Materi yang super menarik dari para pembicara menjadi daya pikat tersendiri. Demo Masak menjadi rangkaian akhir dari acara Forest Talk with Blogger, dan peserta kembali disuguhkan hidangan-hidangan lezat untuk makan siang bersama di Ibis Kitchen.
makan siang |
Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mau tunggu sampai bumi benar-benar rusak? Lakukan sebelum terlambat. Perubahan iklim memiliki dampak signifikan dalam kehidupan manusia. Namun kita sebagai manusia yang sadar akan kesehatan bumi ini, dapat mencegah dan mengobati perubahan tersebut dengan mengubah kebiasaan yang ada.
Hutan Kalimantan diklaim sebagai paru-paru dunia ini, menjadi sumber-sumber penghidupan bagi masyarakat Kalimantan dan dunia pada umumnya. Pepohonan nan rimbun menyerap banyak karbon dioksida dari udara dan juga membantu mengurangi keberadaan gas rumah kaca.
Dampak perubahan iklim memang berbeda-beda di setiap belahan bumi. Masyarakat di sekitarnya harus pro aktif memerhatikan lingkungan sekitarnya. Hutan tropis yang dimiliki Kalimantan mampu menyerap emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim serta pemanasan global.
MENABUR DARI HARI INI
MENUAI MASA DEPAN LEBIH BAIK
semakin banyak informasi seperti ini, akan semakin banyak orang yang peduli terhadap hutan di indonesia :) nice share..
BalasHapussemoga hutan di indonesia terbebas dari tangan tangan jahil
Amin bos, tentunya buat anak cucu kita
HapusBumi Semakin Panas
bagus beritanya,, penulisannya juga tersistematis sehingga mudah di pahami
BalasHapusmkasih mas Yogi.....
Hapusmohon koreksi jika ada kesalahan
Jadi bangga tinggal dikalimantan. Hutan nya diklaim menjadi paru-paru dunia. Oleh karena itu, yok kita jaga bersama hutan kalimantan inu:)
BalasHapusBersama kita bisa, bersama kita berjuang.
HapusSalam Hutan Lestari
Ngeri yaaa kalo kita nda peduli 😭 Yok sayangi hutan kitaaa~
BalasHapus30 derajat aja udah panas di pontianak, gimana yang di australia sampe 50 derajat...
HapusBagus bang tulisannya dan dengan informasinya yang bgitu detail dan tertata,
BalasHapusmakasih apresiasinya
HapusMantap dehhhh kalimantan,, dan masih perlu terus d jaga..
BalasHapuskalimantan ku sudah dirusak akibat ekspansi sawit, pertambangan batu bara, moga aja masyarakat luas akan sadar dan bisa bertindak utk mitigasi dan adaptasi
HapusAyo jaga hutan kita guys !
BalasHapusayo ayo
Hapussemoga bakalan ada lagi acara serupa dimasa yang akan datang, karena acaranya bagus bangettt
BalasHapusamin,, kegiatan itu ibarat menjalin nusantara untuk rakyat sejahtera,
Hapusterus menggaungkan lestari hutan dari pulau ke pulau
Saya sempet sedih aja sih kenapa masih ada aja orang yang ga peduli sama lingkungan..
BalasHapusDan daerag kita kalimantan juga harus terus dijaga dan dilindungi.. jangan sampe seperti daerah lain :(
Amin,, setiap manusia pnya kwajiban masing2 utk mengawasi dan menjaga alamnya
HapusHutan sangat berperan penting di bumi ini, jadi slalu jaga hutan kita. Banyak hal yang kita peroleh dari hutan, smoga kita lebih sadar akan pentingnya hutan. "sexy killer" film dokumentasi yang membuka mata masyarakat luas akan pentingnya hutan dan menjaganya untuk kestabilan lingkungan di muka bumi ini.
BalasHapusitulah alasan saya menulis ini dengan penuh harapan, terinspirasi dari film tsb di tambah wawasan saya smkn bertambh pasca event Forest talk with blogger
HapusMari sayangi hutan kita, peduli lingkungan bermula dari diri kita sendiri, :)
BalasHapuswaaah setujuuu kak
HapusAcara seperti ini sayang banget jika ketinggalan. Salam sukses!
BalasHapusMoga next event ada lagi ya
HapusSebagai generasi muda, wajib bagi kita untuk berperan aktif dalam kampanye lestari hutan. Tulisan yang luar biasa
BalasHapusGenerasi Muda peduli hutan, trutama blogger harus siap kampanyekan lestari hutan bos ku
HapusMakin tahun suhu bumi makin panas. Akibat kebanyakan populasi.
BalasHapusmakin byk populasi makin banyak pula polusi
HapusSetuju sekali dengan tulisan ini. Jangan sampai payung dunia yaitu pulau borneo kita gundul suatu hari nanti.
BalasHapusmari bersama awasi dan lesarikan hutan kalimantan ya bung...
Hapusoh hutan, sungguh malang nasib mu kau hidup bukan karna mereka namun kau harus mati karna mereka sungguh di sayangkan karena dengan merusak mu mereka akan tercekik di masa yg akan datang
BalasHapusHukum tabur tuai akan terjadi pd manusia.
HapusSungguh hutan ku yang malang 😭
Wah 7 upaya penanggulangan perubahan iklimnya sangat informatif. Memberikan saya langkah langkah sederhana untuk menanggulangi perubahan iklim mulai dari diri sendiri. Keren banget bang,informasi lengkap disampaikan dengan bahasa yg ringan. Mudah dipahami ...
BalasHapusmakasih udah mampir ....
Hapussyukurlah kalau infografisnya bermanfaat
Hutan yang kian hari kian parah harus ada kepedulian bagi kita
BalasHapusmulai dari diri sendiri bang....
HapusKondisi iklim saat ini bertumpu pada hutan hujan yang masih bertahan ditengah arus alih lahan ke sawit. Semoga dengan adanya seminar ini bisa semakin meningkatkan awareness kita untuk menjaga hutan.
BalasHapusAmin.. tidak ada kata terlambat utk menjaga alam ini
Hapussayang dengan hutan seperti kita sayang dengan ibu kita. setiap dia tergores dan menangis, hati kita juga ikut pilu
BalasHapusngena bangt nih,,,,, andai insan2 di luar sana berpikiran seperti ini.
Hapushutan kan lestari nan rimbun
sayangi hutan demi masa depan, dengan mengurangi sampah plastik sudah membantu dalam hal menanggulangi dampak dari kerusakan hutan
BalasHapuswah mantap anak muda...
HapusDuh jadi kangen ke hutan. semoga tetap lestari hutannya... biar anak cucu juga bisa menikmati
BalasHapusHi Mbak, amin mba...
Hapusmoga hutan Indonesia lestari dan terjaga
Kalimantan eksotis banget, apalagi kan paru-paru dunia ada di Kalimantan ya. Yuk lestarikan hutan untuk generasi masa depan!
BalasHapusHayuuuk kak...
HapusTerus gaungkan smgt lestari hutan
Aku tidak mau kehilangan hutan. Sebab bl Bumi tanpa Hutan akan jauh lebih mengerikan dari aku tanpa kamu. Mari kita jaga hutan kita!
BalasHapusMari jaga bersama Hutan Kita, Rumah kita
HapusKerennnnnnnnnnn. saya suka artikel ini Lengkap dan runut peembahasannya
BalasHapusCalon Juara
Amin ya Allah.
HapusDoain ya Kang Asep
Bener Bg.. kamek prnh hiking di bukit bawang bengkayang. Nah d sna hutanny bnr" msih Asri. Klo kamek bayangkan, kayak hutan jurrasic park pulak,
BalasHapusTp Tp cmne nasip generasi berikutny ye, apakah mereke msih bse melihat hutan itu. Kamek jak takjup, smoge penebangan pohon ndk semakin menjadi jadi
Gunung Bawang adalah gunung keramat bagi sub suku Dayak Kanayatn. Jadi hutannya emg dijaga.
HapusNah kalau pgn benar2 menggambarkan hutan kalimantan itu adalah di kawasan Gunung Kinabalu, Sabah Malaysia.
Spesies gajah masih hidup dsana
informatif dan berwawasan, jadi melek banget buat melestarikan hutan lebih bijak
BalasHapuskuy jadi pelopor pelestarian hutan di Kalimantan..
HapusHidup Blogger Pontianak
Sedih ya melihat kondisi hutan kita sekarang. Kan kasian nanti kalo aku naik gunung nggak ada pohonnya 😥🙁
BalasHapusHa’a betul bgt...... makin panas bumi
HapusTulisan artikel ini sangat informatif dan memberi sugesti maksimal kepada generasi muda utk melestarikan hutan dengan memberikan fenomena yang ada sesuai fakta.
BalasHapusProud of u, anak muda
terima kasih sodara atas apresiasinya...
Hapussenang dgrnya :)
Semoga hutan terus hijau dan terus indah dilihat
BalasHapusASHIAAAAAAAPPPP bang..
Hapuskuy sbg blogger kita kampanyekan lestari hutan
Semoga semakin banyak orang yang semakin peduli dan cinta lingkungan ya.
BalasHapus