Summer Camp Khatulistiwa - Perjuangan Mendaki Bukit Pajamet Bengkayang
misterpangalayo.com - Letak geografis Kabupaten Bengkayang di Bumi Khatulistiwa yang sangat strategis membuatnya menjadi tujuan utama Pendaki dan Traveler Kalbar untuk melakukan perjalanan wisata guna menikmati Wisata Alam hingga Wisata Budaya yang kental dan terpelihara oleh masyarakatnya. Negeri 1000 Riam pun melekat dan menjadi branding pariwisata utama Bengkayang karena banyaknya riam bertebaran di penjurunya terutama kawasan pegunungan dan dataran tinggi.
Summer Camp Khatulistiwa - Perjuangan Mendaki Bukit Pajamet Bengkayang |
Tidak hanya riam yang terkenal, bukit dan gunung juga tak kalah menarik untuk menikmati mahakarya Tuhan. Salah satu bukit yang dekat dari Kota Bengkayang dan akses yang nyaman serta rekomendasi untuk pemula adalah Bukit Pajamet. Bukit yang memiliki ketinggian kurang lebih 500 mdpl hampir setara dengan Bukit Jamur. Uniknya Bukit Pajamet berdampingan dengan Gunung Sekayok dan berada di kaki Gunung Bawang, tak heran ketika mencapai puncak terasa dingin dan angin bertiup tanpa henti.
Tim Summer Camp Kalimantan Barat (@SCKhatulistiwa) berjumlah 21 (dua puluh satu) orang yang datang dari berbagai kabupaten/kota (Sambas, Bengkayang, Singkawang, Mempawah, Pontianak, dan Landak) berkesempatan bermalam 2H1M (1-2 Juni 2024). Meeting point di Gerbang Wisata Riam Budi dan Bukit Pajamet (FYI, Riam Budi dan Bukit Pajamet berada dalam kawasan yang sama). Tim Pendakian terbagi menjadi dua karena ada yang berangkat malam dan saya berada di tim pendakian pertama. Kami mulai mendaki sekitar jam 3 (tiga) sore dan mengikuti jalur pendakian hingga melewati jembatan Bambu hingga akhirnya kami bertemu Persimpangan Pertama.
Source SS : YT Andi dan Olla Channel |
Saat bertemu persimpangan jalur (Persimpangan Pertama), kita cukup melihat tanda-tanda sekitar yang mengarah ke jalur pendakian Bukit Pajamet yang benar. Persis di pohon terdapat plang papan bertuliskan Bukit Pajamet dan akhirnya kami memilih jalur kiri karena kalau jalur kanan akan mengarah ke Gunung Sekayok (Ingat !!! Persimpangan Pertama Belok Kiri).
|
Persimpangan Pertama - BELOK KIRI
Kami pun berlanjut menapaki jalur tanah padat dengan pepohonan karet yang membuat jalur pendakian menjadi teduh. Selain itu, perkebunan lada, pemandangan sawah kering di lereng bukit, serta aliran sungai kecil menjadi teman kami sepanjang jalur hingga akhirnya kami sampai di Persimpangan Kedua. Ketika berada di Persimpangan Kedua (terdapat pondok diantara jalur), kita seharusnya memilih jalur sebelah kanan untuk bisa sampai ke Puncak Bukit Pajamet.
|
Persimpangan Kedua - BELOK KANAN
Namun karena ketidaktahuan, kami memilih jalur kiri dan mengikuti jalur hingga mencapai puncak dengan medan trek yang terjal dan menanjak. Ketika hampir mencapai puncak, kami tercengang karena jalur tiba-tiba mati atau buntu. Saat itulah kami baru menyadari kalau kami sudah tersesat dan berada di jalur yang salah. Beruntungnya kawasan sekitar masih terdapat signal internet untuk meminta bantuan bahkan membuka google map (ternyata berada di puncak yang salah).
Kami berhenti sejenak dan melepas lelah karena sudah hampir 2.5 jam kami mendaki dengan tujuan puncak yang salah. Akhirnya saya mencari video pendakian Bukit Pajamet di Youtube dan akhirnya ketemu dan informasi tersampaikan dengan baik. Dari video tersebut, kami mengetahui bahwa kami di persimpangan kedua salah jalur. Akhirnya kami pun turun kembali ke persimpangan kedua, dan sesampai di jalur tersebut pas waktu ibadah Maghrib, kita pun memutuskan untuk istirahat dan sholat.
Berhenti di Jalur Yang Salah |
Sekitar jam 6.30 sore, kami pun melanjutkan perjalanan mengikuti jalur sebelah kanan. Dan bertemu aliran sungai kecil serta melewati aliran sungai tersebut. Trekking full menanjak hingga puncak, tenaga akan banyak terkuras mulai dari Persimpangan Kedua. Melewati hutan bambu dan kebun warga, kami terus menapaki jalur hingga akhir bertemu Persimpangan Ketiga dan Belok Kiri (terdapat petunjuk arah yang menempel di pohon sebelah jalur).
|
Persimpangan Ketiga - BELOK KIRI
Karena jalan terus menanjak, selangkah demi selangkah menapaki jalur di kegelapan malam dan akhirnya kami sampai di Persimpangan ke-Empat (Jalur Benar - Belok Kanan). Persimpangan Ke-Empat menjadi lokasi kami berhenti untuk Ishoma (Istirahat - Sholat - Makan), setengah jam berlalu kami pun melanjutkan perjalanan. Persimpangan Ke-Empat menjadi persimpangan terakhir, karena jalur lurus hingga puncak. Semakin menuju puncak, trek semakin menanjak.
|
Persimpangan Keempat / Persimpangan Terakhir - BELOK KANAN
Sesampai di puncak, kami langsung mencari lahan untuk mendirikan tenda dengan kondisi badan berkeringat karena kelelahan. Estimasi pendakian normal 1.5-2 Jam, karena kami tersesat menjadi 4.5 Jam. Setelah tenda semua berdiri, teman-teman pendaki masak dan makan malam walau makannya kemalaman. Sambil ngopi menikmati pemandangan gemerlapan lampu perkotaan Bengkayang dari ketinggian ditambah hembusan angin khas pegunungan. Tidak lupa, kami pun berkumpul sambil sibuk dengan aktifitasnya masing-masing di lokasi yang sama.
Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, tim pendaki malam akhirnya sampai dengan muka yang penuh kelelahan. Ternyata ada diantara mereka yang tersesat di persimpangan pertama yang mengarah ke Gunung Sekayok. Teman-teman pendaki yang baru datang pun langsung mendirikan tenda serta masak karena kelaparan. Tidak terasa sudah pukul 2 (dua) dini hari, kami pun kembali ke tenda masing-masing untuk istirahat agar pagi hari bangunnya segar dan tidak pusing.
Summer Camp Khatulistiwa - Perjuangan Mendaki Bukit Pajamet Bengkayang
Suara canda teman-teman pendaki ditambah sejuknya hembusan angin pagi hari membuat saya terjaga dari tidur pulas. Pas buka tenda, benar saja angin bertiup dengan kencang dan kita harus mengenakan jaket atau baju berbahan tebal agar tidak kedinginan. Dari kejauhan teman-teman sudah berkumpul di area dek yang dibangun dibawah pohon tua besar. Tentunya mereka sedang sarapan dan menghangatkan badan dengan secangkir kopi dan teh. Berjejer makanan ringan hingga mie instan yang siap disantap.
Melihat Bukit Sepancong yang tertutup awan dari area camping ground Bukit Pajamet, membuat kami iri karena lautan awan tidak menghampiri Bukit Pajamet namun hanya hembusan angin khas pegunungan yang membuat bulu kuduk berdiri. Tidak sampai disitu, kami masih tetap enjoy menikmati pemandangan alam dibawah rindanganya pepohonan Bukit Pajamet sehingga tidak membuat kami kepanasan walau berada dibawah terik matahari, tidak seperti Bukit Sepancong.
Tepat pukul 09.00 wib, kami pun bersiap-siap untuk turun ke bawah. Tenda satu per satu telah dikemas dan area camping ground menjadi clear. Sebelum turun ke bawah, kami menyempatkan untuk berfoto bersama agar terciptakan kenangan yang tidak terlupakan dikemudian hari. Kembali menuruni jalur yang licin karena habis terkena hujan di pagi hari. Tidak sedikit diantara kami yang terpeleset termasuk saya sendiri. Penuh kehati-hatian karena jalur yang sangat curam ditambah kondisi tanah yang licin.
Sesampai dibawah, kami pun beristirahat di salah satu warung area Riam Budi (ada juga yang menyebutnya riam palayo). Riam ini berada tepat di kaki Bukit Pajamet atau masih masuk areal kaki Pegunungan Bawang. Setelah lelah dari mendaki ke Puncak Pajamet, sangat direkomendasikan untuk bermain air di area Riam Budi. Fasilitas yang ada di kawasan riam ada tempat parkir, kantin, gazebo atau tempat santai, serta toilet umum. Secara administratif, Area Wisata Riam Budi dan Bukit Pajamet masuk dalam wilayah Desa Cipta Karya, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Untuk tarif masuk ke Bukit Pajamet dikenakan biaya masuk Rp 10.000/orang. Tapi jika anda ingin sekaligus ke Riam Palayo untuk segar-segaran setelah mendaki, anda harus menambah lagi Rp 10.000. Selain itu, parkir kendaraan juga dikenakan sebesar Rp 5.000 / kendaraan roda dua dan Rp 10.000 / kendaraan roda empat.
Tidak ada komentar:
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta
Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:
1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan