Air Terjun Riam Mabeh, Surga Tersembunyi di Tanah Bengkayang

misterpangalayo.com - Tidak sedikit masyarakat Kalimantan Barat bahkan luar Kalbar mengenal Kabupaten Bengkayang dengan sebutan Negeri 1000 (seribu) Riam. Sehingga tidak mengherankan apabila Bumi Sebalo ini menjadi tujuan destinasi wisata andalan terutama Wisata Alam yang tersebar di setiap penjurunya, mulai dari Wisata Air Terjun / Riam, Wisata Gunung, Wisata Kuliner hingga Wisata Minat Khusus seperti Arung Jeram.

Riam Mabeh

Salah satu destinasi wisata alam yang tidak boleh dilewatkan adalah Wisata Alam Riam Mabeh. Berlokasi di tengah hamparan rimba kaki Gunung Niut, Riam Mabeh menyuguhkan keindahan air terjunnya yang memikat hati setiap pengunjungnya. Secara administratif, riam ini berada di Kampung Umbo Desa Bengkawan (Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang). Termasuk dalam kategori Wisata Alam Konservasi, Riam Mabeh berada di batas kawasan konservasi Cagar Alam Gunung Niut sehingga disarankan untuk memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

Kondisi jalan utama menuju Kampung Umbo

FYI, beberapa tahun terakhir Pemerintah Desa Bengkawan telah melakukan kesepakatan bahwa kawasan Riam Mabeh bebas untuk dikunjungi oleh kalangan pendaki maupun pecinta alam dengan aturan bahwa pengunjung wajib membayar biaya kontribusi dan guide juga telah disiapkan oleh masyarakat kampung tersebut (Kampung Umbo).

Saya dan tim #SummerCampKhatulistiwa berkesempatan untuk mengunjungi Riam Mabeh (22-23 Juni 2024) melalui jalur Kampung Umbo. Berangkat dari latar belakang peserta yang berasal dari berbagai kabupaten/kota, kami sepakat untuk menjadikan kediaman salah satu peserta sebagai tempat meeting point yaitu di Dusun Sujah (Desa Sahan, Seluas) tidak jauh dari Kantor Desa Sahan. Total jumlah peserta yang berpartisipasi sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang.

Foto Bersama di Dsn Simpang Empat, Desa Bengkawang

Dari lokasi meeting point (Jl. Riam Berawan, Dusun Sujah), kami mengendarai sepeda motor menuju Kampung Umbo dengan estimasi perjalanan sekitar 1.5 jam - 2 jam (tergantung kondisi jalan). Setelah sampai di Kampung Umbo, kami disambut hangat oleh masyarakat Umbo dan segera untuk melapor dan mengisi buku tamu atau pengunjung dengan membayar biaya kontribusi sebesar IDR 30.000 per orang dan sudah termasuk pemandu yang akan membawa pengunjung ke lokasi Riam Mabeh.

Kampung Umbo menjadi kampung terakhir yang berbatasan langsung dengan hutan konservasi, sehingga dari Kampung Umbo kami harus berjalan kaki melewati perkebunan warga dan memasuki hutan untuk sampai ke lokasi air terjun. Sebenarnya sangat mudah untuk menuju lokasi tersebut mengingat jalur sangat jelas karena setiap hari warga Umbo melewati jalur tersebut untuk menuju ladangnya di hutan.

Istirahat di jalur samping Jembatan Bambu

Hampir satu jam berjalan kaki melewati perkebunan warga (kebun lada, kebun kemiri, dan lain-lain) dan memasuki 30 menit terakhir, perjalanan baru terasa sedikit melelahkan karena jalur menanjak dengan pepohonan rimbun yang membuat udara lebih sejuk. Suara deburan air terjun mulai terdengar menandakan lokasi riam sudah tidak jauh lagi. Semakin mendekat, semakin jelas dan menggema di telinga. Saat tiba di lokasi, hembusan angin sejuk dan embun menyegarkan menyambut kedatangan, menghalau segala penat dari perjalanan yang mungkin cukup melelahkan.

Camping Ground Riam Mabeh

Karena kami sampainya sudah gelap, maka bergegas mendirikan tenda di tanah yang tidak begitu datar. Setelah belasan tenda semuanya berdiri, kami pun membersihkan diri dan berganti pakaian. Masing-masing dengan teman setendanya, kami menyiapkan makan malam dengan memasak ala kadarnya dari stok logistik yang kami bawa. Beruntungnya cuaca malam sangat bersahabat dan suara alam khas hutan kalimantan menjadi pengiring malam panjang kami. FYI, cuaca di riam mabeh sangat dingin sehingga sangat direkomendasikan untuk membawa sleeping bag atau pakaian tebal.

Menikmati sejuknya air riam

Keesokan harinya, matahari mulai perlahan naik sehingga pemandangan sekitar baru terlihat jelas dan memukau. Tepat di depan tenda kami berdiri gagah air terjun yang mengalir deras tanpa henti melalui celah-celah bebatuan cantik. Memiliki ketinggian 70 meter, riam ini memiliki keunikan yang mengalirkan airnya dari atas seperti tirai pertunjukan raksasa. Pepohonan dan lingkungan sekitarnya masih terjaga keasriannya, jauh dari cengkeraman tangan-tangan jahil perusak lingkungan. Keindahannya sungguh memukau, memukau setiap pengunjung yang berkesempatan menginjakkan kaki di sini.

Antri berfoto di bawah Air Terjun Riam Mabeh

Keindahan Riam Mabeh akan semakin menarik apabila dikunjungi saat musim penghujan. Hal ini dikarenakan debit air pada air terjun menjadi lebih banyak dibandingkan pada musim kemarau. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa jangan mengunjunginya apabila hujan sangat deras, karena arusnya akan membahayakan pengunjung. Mabeh bukan hanya tentang keindahan alam yang memikat, tetapi juga tentang momen-momen berharga yang dapat diabadikan dalam foto-foto indah dan fantastis. 

My Travelmate 

Pengalaman mengesankan terasa tidak lengkap tanpa merasakan kesejukan airnya secara langsung. Mandi di bawah air terjun sangat rekomendasi karena menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, menyegarkan badan dan seakan meresap jauh ke lubuk hati yang paling dalam, membuat pikiran menjadi lebih tenang dan tentunya udara yang dihirup sangat bebas polusi. Sebuah pengalaman yang sungguh memanjakan semua indera, menghidupkan kembali rasa kagum terhadap keajaiban alam yang begitu megah dan mempesona.

#SCKhatulistiwa

SALAM LESTARI.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.