Pulau Setinjan Mempawah, Keindahan Tersembunyi di Pulau Tak Berpenghuni

misterpangalayo.com - Menjelajahi keindahan Rimba dan Budaya Kalimantan Barat tidak akan ada habisnya untuk diceritakan atau dikunjungi. Mulai dari destinasi wisata yang dikelola dengan baik oleh pemerintah maupun swasta hingga kawasan yang berada diantara rimbunnya hutan tropis khas Kalimantan. Kemarin (13-14 Juli 2024) perkumpulan pecinta alam 'Summer Camp Kalimantan Barat a.k.a @SCKhatulistiwa berhasil mengunjungi destinasi wisata pulau yang ada di Kabupaten Mempawah yaitu Pulau Setinjan atau masyarakat setempat juga menyebutnya Pulau Setinjang.

Pulau Setinjang - Kabupaten Mempawah

Pulau Setinjan menjadi salah satu serpihan surga Bumi Galaherang Mempawah yang layak untuk dikunjungi dan @SCKhatulistiwa viralkan. Pulau ini memiliki luas sekitar 700 hektar menjadi rumah tinggal dari beberapa fauna eksotis mulai dari Elang dan jenis burung lainnya, monyet, biawak, lumba-lumba, hiu putih, penyu, dan jenis biota lainnya. Pulau tak berpenghuni ini masih didominasi hutan belantara sehingga lingkungan Setinjan masih terasa sangat alami dan sejuknya angin yang berhembus sepanjang waktu.

60 peserta Summer Camp 24 - Pulau Setinjan

Secara administratif, Pulau Setinjan (atau Setinjang) berada di wilayah Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah. Terdapat begitu banyak spot menarik untuk djelajahi di sana. Jika biasanya orang-orang berlibur ke Pulau Temajo untuk menikmati khasnya private island, kali ini tim @SCKhatulistiwa datang ke pulau tak berpenghuni dan juga tak ada pengunjungnya untuk menjadi area camping ground Summer Camp ke-24. Berjumlah sebanyak 60 peserta dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat, tim @SCKhatulistiwa berkumpul di Dermaga Sungai Duri  (samping Polsek Sungai Duri) sebagai lokasi titik kumpul.

Tim @SCKhatulistiwa menyewa 4 kapal antuk bisa mengangkut peseta ke Pulau Setinjan

Sabtu (13 Juli 2024) pagi cuaca langit sangat cerah dan summer vibes sangat terasa, satu per satu peserta Summer Camp 24 Pulau Setinjan mulai berdatangan di lokasi titik kumpul Dermaga Sungai Duri. Kapal-kapal yang siap menghantarkan kami ke Pulau Setinjan sudah merapat di dermaga dan tepat pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Barat, sebanyak 4 kapal yang masing-masing berisi 15 peserta berangkat menuju Pulau Setinjan, salah satu pulau terluar Kabupaten Mempawah.

Pulau Setinjan Mempawah, Keindahan Tersembunyi di Pulau Tak Berpenghuni

Hari Pertama : Terombang-ambing di Lautan Mempawah

Saat kapal mulai keluar dari muara Sungai Duri menuju laut, kita akan menyaksikan rutinitas warga Sungai Duri di bantaran sungai (FYI, dermaga Sungai Duri berada di sungai yang dekat dengan muara sungai dan berlokasi di pusat kota kecamatan) seperti mandi di sungai, mencuci baju, bahkan terdapat sebuah rumah ibadah persis di muara Sungai Duri sehingga menambah harmoni rutinas masyarakat yang berpadu dengan keindahan sebuah objek yang indah.

Aktivitas bongkar muat penumpang di Dermaga Sungai Duri 

Sekitar 15 menit berlayar, tiba-tiba angin dari selatan mulai bertiup kencang mengakibatkan gelombang menjadi semakin kuat, bagaimana tidak kapal yang kami tumpangi mulai terombang-ambing dan menyebabkan peserta didalam kapal tersebut menjadi basah kuyup karna terpaan ombak yang kuat. Tidak heran, beberapa peserta tiba-tiba mendadak mabuk laut dan muntah jamaah. Tidak terasa perjalanan sudah memakan waktu sekitar 1 jam lebih, kapal kami melewati sebuah pulau indah bernama Pulau Temajo. Semakin lama, pulau temajo yang begitu gagah perlahan menjauh karena lokasi tujuan kapal menuju ke arah laut lepas.

Senyum lebar Sebelum gelombang kuat menerpa

Masih terombang ambing karena angin selatan menerpa kapal kami, sehingga perjalanan memiliki waktu tempuh selama 3 jam dari Dermaga Sungai Duri ke Pulau Setinjan. Sesampai di pulau, kami masih saja terombang ambing selama 1 jam mencari lokasi pesisir pulau yang dalam. Karena dangkalnya pesisir Pulau Setinjan menyebabkan kapal tidak bisa merapat karena ditakutkan kapal tersebut akan menghantam batu atau karang yang berada didalamnya dan ditambah lagi gelombang masih kuat.

Misi pendaratan tim SCK di Pulau Setinjan

Setelah satu jam lebih terombang ambing di pesisir Pulau Setinjan, akhirnya keempat kapal tersebut berinisiatif untuk mengarahkan semua peserta turun ke laut untuk berjalan kaki menuju pantai pasir Pulau Setinjan dengan kedalaman air hingga pinggang orang dewasa. Dan semua peserta bergotong royong membawa perbekalan dan perlengkapan semua peserta untuk dibawa ke dataran pulau. Dari lokasi kami merapat, masih butuh sekitar 15 menit berjalan kaki menyusuri pantai untuk sampai ke lokasi Camping Ground Summer Camp 24 Pulau Setinjan. Lokasi tersebut persis berada di titik masuk menuju Menara Suar Pulau Setinjan.

Menghibur diri karena lebih dari 1 jam belum bisa merapat

Satu per satu tenda mulai berdiri dan angin masih bertiup kencang sehingga tenda-tenda sedikit bergoyang apabila tidak kuat untuk memasang pasaknya. Tidak banyak aktivitas yang bisa kami lakukan dihari pertama karena rundown acara berantakan disebabkan hal-hal yang tidak terduga seperti waktu tempuh perjalanan menuju pulau, cuaca laut sedang bergelombang kuat, kapal tidak bisa merapat, hingga lokasi camp lumayan jauh dari lokasi kami mendarat.

Bersantai setelah mendirikan tenda

Setelah tenda berdiri, teman-teman tim @SCKhatulistiwa makan siang dari bekal yang dibawa dari daratan besar dan ada juga yang merebahkan badan karena kelelahan dan mabuk laut. Sebagian menikmati suasana pantai pasir dengan angin pantai yang kencang, ada yang mandi di laut, serta berjalan menyusuri pantai dengan pemandangan air laut nan biru jernih, nyiur yang menjulang tinggi menari-nari seirama dengan hantaman ombak di pantainya.

Pesisir Pantai terdapat hutan yang lebat

Tidak terasa senja sudah datang dan angin masih saja bertiup kencang, peserta mulai membersihkan diri dengan mandi di puncak Pulau Setinjan atau area Menara Suar karena terdapat tampungan air hujan yang cukup. Hanya perlu berjalan kaki menaiki anak tangga sekitar 5-10 menit menuju puncak atau area Menara Suar. Sepanjang menaiki anak tangga, kita akan melihat pemandangan laut dari ketinggian dan gagahnya Menara Suar Pulau Setinjan semakin dekat semakin terlihat megah.

Spot foto instagramble di Menara Suar Pulau Setinjan

Gelapnya malam tanpa matahari diganti dengan cahaya dari bulan sabit berpagar jutaan bintang di langit malam Pulau Setinjan. Berbagai aktivitas yang dilakukan semua peserta mulai dari masak-masak makan malam, ngemil-ngemil sambil memandang arah pantai, bersenda gurau tanpa ghibah, bakar-bakar jagung, hingga main kartu remi yang menjadi permainan yang tidak pernah ketinggalan setiap event Summer Camp.

Hanya botol Minuman biasa

Semakin malam semakin larut, teman-teman mulai masuk tenda dan beristirahat agar besok pagi bisa melakukan aktivitas wisata. Suara riuh perlahan mulai hilang dan berganti dengan keheningan malam yang tidak bisa kita temukan di perkotaan dan sangat minim polusi udara karena pulau ini menghasilkan oksigen yang sangat tinggi. Selamat malam dan selamat berlayar menuju Pulau Kapuk. 

Hari Kedua: Terdampar di Pulau Setinjan

Luas Pulau Setinjan relatif tidak begitu besar bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain di sekitarnya. Meski begitu, pulau ini sangat tepat untuk menjadi destinasi wisata anti-mainstream. Rasanya seperti pergi ke pulau pribadi dan tidak ada pengunjung lain selain rombongan kita. Keindahan pulau ini tidak hanya terletak pada kejernihan airnya saja, tapi juga alamnya yang masih asri. Oleh karena itu, para wisatawan yang berkunjung juga dapat naik ke atas puncak Pulau Setinjan untuk sekadar berfoto berlatar Menara Suar dan memandangi keindahan alam dari pulau ini. Selain itu, warna koral-koral disini juga beragam warnanya.

Semua peserta turun ke pantai nutuk bermandi hangat cahaya sunrise

Lokasi pantai tepat mengarah ke titik sunrise sehingga pagi hari menjadi waktu sempurna untuk menikmati matahari pagi. Sambil membuat sarapan pagi dan menikmati hangatnya secangkir kopi. Karena tenaga sudah pulih, teman-teman dengan riangnya bermain di pantai bermandi hangatnya matahari pagi yang bagus untuk kulit karena mengandung Pro-Vitamin D. Sebanyak 60 orang memadati pantai tersebut dengan aktivitasnya masing-masing, mulai dari menerbangkan drone, membuat konten tiktok, berfoto selfie, hingga berjemur diatas batu menghadap matahari.

Menikmati waktu sarapan menghadap matahari terbit

Ditambah lagi di langit Setinjan menjadi aktivitas burung elang terbang kesana kemari dengan girangnya. Sebuah pemandangan langka melihat burung Elang terbang berkelompok. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, semua peserta membongkar tenda dan packing untuk pulang ke dataran besar (Dermaga Sungai Duri, Pulau Kalimantan). Berjalan kembali menuju titik awal pendaratan yang berjarak 15 menit dari area Camping Ground. Sesampai di lokasi, saya (admin blog misterpangalayo.com sekaligus ketua Summer Camp Kalimatan Barat) mendapat informasi dari kepala kapal bahwa mereka tidak bisa lanjut menjemput dikarenakan gelombang lebih kuat dari kemarin.

Menunggu jemputan kapal pulang

Kapal sudah berlayar sekitar 1 jam lebih namun memutuskan kembali ke dermaga dikarenakan cuaca laut sedang diterpa angin lebih kencang dari sebelumnya. Kami diinfokan akan dijemput keesokan harinya, berbagai reaksi para peserta ketika mendapat kabar dengan berbagai komat kamit yang keluar dari masing-masing mulut peserta. Kemungkinan besar 90%, kami akan menginap kembali satu malam di Pulau Setinjan dan puji Syukur logistik masih aman dan masih bisa untuk mengisi kampung tengah.

Terlihat seperti pengungsi pencari suaka

Pasrah dengan raut muka yang lesu, teman-teman @SCkhatulistiwa pun menghibur diri sendiri dengan main di laut seperti snorkeling, membuat konten, menikmati air kelapa muda (memanjat nyiur yang tinggi), serta masak-masak untuk makan siang. Sedangkan saya (ketua SCK) masih berusaha untuk komunikasi dengan kepala kapal agar menjemput kami di hari itu juga baik siang hari, sore hari bahkan malam hari dikarenakan teman-teman SCK pada diharuskan masuk kerja di hari Senin. Beruntungnya di Pulau Setinjan terdapat sinyal Telkomsel sehingga kita bisa berselancar internet dan berkomunikasi dengan orang luar.

Menunggu kabar final terkait jemputan, peserta pun berkonten ria

Setelah beberapa jam merasa terdampar di pulau Setinjan, akhirnya saya mendapatkan kabar baik bahwa angin mulai mereda dan kapal pun berlayar menuju Pulau Setinjan sehingga saya dengan antusius mengabarkan hal ini ke semua peserta. Alhasil mereka semuanya sangat gembira dan packing kembali untuk pulang. Namun kapal tidak bisa merapat di lokasi pendaratan awal atau lokasi kami menunggu saat itu. Kami harus berjalan kaki menuju ke sisi lain pulau yang berlawan arah dengan area camp karena lautan agak dalam sekitar lokasi tersebut, sehingga bisa merapat lebih dekat dengan dataran pulau.

Menuju lokasi kapal merapat, kami menjumpai sebuah makam keramat kerabat Kesultanan Sambas

Setelah 15 menit berjalan kaki melewati pantai berpasir dan berbatu, tibalah kami dilokasi penjemputan dan tetap saja kami harus berenang dan basah-basahan untuk bisa naik ke kapal tersebut. Semangat gotong royong peserta yang sangat tinggi, satu per satu teman-teman membawa barang bawaan menuju kapal agar tidak basah terkena air laut dan setelah itu baru orangnya yang naik ke kapal-kapal yang telah tersedia. Namun kali ini hanya 3 kapal yang menjemput kami dikarenakan salah satu kapal mengalami kebocoran akibat hantaman karang dan batu Pulau Setinjan.

Kembali nyemplung ke air nutum menuju kapal

Oleh karena itu, 60 peserta dibagi rata untuk mengisi 3 kapal dan artinya kapasitas manusia bertambah dari sebelumnya. Beruntungnya ombak tidak kuat seperti perjalanan kemarin dan kami menikmati detik demi detik perjalanan menuju dataran besar. Setelah 2 jam perjalanan, tiba-tiba salah satu kapal kami mengalami mati mesin dan beruntungnya salah satu kapal disekitarnya peka dan  langsung berinisiatif untuk menjemput serta menarik kapal tersebut hingga Dermaga Sungai Duri.

Senyuman Indah Sebelum mabuk laut

Sesampai di Dermaga Sungai Duri, kami pun satu per satu keluar dari kapal serta mengamankan barang masing-masing yang telah dibawa. Disitulah momen kami bersalaman dan berpisah untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sungguh perjalanan yang penuh drama dan tidak bisa dilupakan, serta akan menjadi cerita yang akan selalu dikenang hingga nanti. Akhir kata dari saya, Terima kasih atas waktu semua peserta dan kekompakan peserta karena telah membuat perjalanan kali ini menjadi bersejarah dan mengesankan. Salam Lestari !

SUMMER CAMP KALIMANTAN BARAT @SCKhatulistiwa

1 komentar:

  1. Udah kebayang gimana perjalanannya menuju ke pulau ini, kalau saye sih entahlah masih bise ke tadak. Ape agik ini bahasanye pulau tak berpenghuni.

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.